jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan gubernur DKI Jakarta harus punya kebijakan 'gila' untuk mengatasi kualitas udara di ibu kota yang buruk.
Hal ini lantaran kualitas udara yang buruk belakangan menjadi momok yang cukup menyeramkan di ibu kota.
BACA JUGA: KLHK Sebut Penyumbang Polusi Udara Terbesar di Jakarta Bukan Batu Bara, tetapi....
"Gubernur (DKI Jakarta) itu harus gila, dia nekat saja. Kalau enggak, enggak beres. Enggak bisa main-main kita," ucap Agus Pambagio dalam diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (15/8).
Menurut Agus, hingga saat ini DKI Jakarta belum mempunyai program yang secara signifikan mampu mengurangi emisi.
BACA JUGA: Kualitas Udara Makin Buruk, Daniel Johan: Saya Rasa Penyebabnya Karena Industri
Bila mengandalkan masyarakat harus menggunakan transportasi umum, kendaraannya belum cukup mumpuni.
"Untuk mengurangi emisi transportasi umumnya harus koneksi dengan baik, itu belum," kata dia.
BACA JUGA: Lelaki Ini Tak Bisa Menahan Nafsu Melihat Wanita Bule Berpakaian Seksi
Penasihat senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu menuturkan DKI Jakarta perlu memiliki kebijakan perparkiran yang gratis untuk tempat khusus park and ride.
Artinya, pengendara hanya boleh parkir gratis, tetapi mesti naik transportasi umum. Tak hanya itu, untuk parkir di tempat umum menurut dia harus dinaikkan harganya.
“Parkir itu harganya mahal bukan sejam Rp 5.000, mungkin Rp 50.000. Harus di tempat yang ada angkutan umumnya,” tutur Agus.
Agus menambahkan penerapan kebijakan sistem ganjil genap (gage) di 25 ruas Jakarta belum bisa menekan polusi udara ibu kota.
Pasalnya, ada kecurangan-kecurangan yang dilakukan masyarakat untuk melewati jalur gage.
"Kalau cuma single, gage enggak bisa. Sekarang ada orang punya mobil dua, bisa ganti pelat," ujarnya.
Adapun, berdasarkan Indeks Kualitas Udara (AQI), udara Jakarta pada Rabu (16/8) pagi ini berada dalam kategori tidak sehat. (mcr4/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teman Indekos Pembunuh Mahasiswa UI Ungkap Fakta Menggegerkan
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi