Atikoh Disambut Tondu' Majang, Turun ke Sawah Menanam Bawang, Menang Menang Menang!

Jumat, 26 Januari 2024 – 14:10 WIB
Istri capres nomor urut 3 di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti (paling kiri), menanam bibit bawang di Dusun Wonosalam, Kalisalam, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (26/1). Foto: Tim Media Siti Atikoh

jpnn.com, PROBOLINGGO - Istri capres Pilpres 2024 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti, bersilaturahmi dengan petani bawang di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (26/1).

Persamuhan itu digelar di tepi sawah di Dusun Wonosalam, Kalisalam, Kecamatan Dringu.

BACA JUGA: Perempuan Atikoh dan Bakoh, Indonesia Pasti Kokoh

Mbak Atik -panggilan akrab Atikoh- menuju lokasi pertemuan itu dengan menaiki bus. Namun, ukuran jalan yang kecil membuat bus tidak bisa sampai ke lokasi silaturahmi sehingga Atikoh turun lalu berjalan ke tempat pertemuan.

Ternyata hal itu langsung mengundang perhatian para ibu petani bawang yang sudah berada di lokasi. Mereka langsung bergegas mendekati dan menyambut Atikoh.

BACA JUGA: Atikoh Berkisah soal Ganjar Kerap Menginap di Rumah Warga, Kebiasaan bukan Pencitraan

Syahdan, Atikoh diarahkan ke lokasi pertemuan. Namun, perhatiannya sempat tertuju kepada beberapa pemuda yang memainkan gamelan dan drum di dekat lokasi pertemuan.

Ketika mengetahui Atikoh datang, para musisi tradisional itu makin bersemangat memainkan musik dan menyanyi. Mereka membawakan lagu Tondu' Majang.

BACA JUGA: Mbak Atik Istri Mas Ganjar Terbukti Sudah Teruji, Cocok Jadi First Lady

Mantan wartawati itu berhenti sejenak untuk menyaksikan anak-anak muda yang memainkan alat musik sembari menyanyikan lagu berbahasa Madura tersebut.

Atikoh pun tersenyum sembari sesekali menepukkan dua telapak tangannya mengikuti irama lagu tradisional yang berkisah tentang nelayan itu.

Penyandang gelar master kebijakab publik dari Universitas Tokyo itu pun memberikan aplaus kepada para musisi yang menyambutnya.

Sejurus kemudian Atikoh menuju lokasi pertemuan untuk berdialog dengan para petani bawang. Dalam dialog itu, para petani menyampaikan aspirasi tentang harga bawang minimal Rp 14 ribu per kilogram agar mereka tidak merugi.

Menurut Atikoh, pada September tahun lalu harga bawang di kisaran Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu.

“Petani (mengharapkan) harga paling rendah itu Rp 14 ribu, itu biar bisa beli pupuk, obat-obatan. Kalau di bawah itu petaninya rugi," kata Atikoh.

Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) itu pun menegaskan pentingnya stabilitas harga bawang.

Menurut Atikoh, harga bawang harus di angka yang pas agar petaninya tidak merugi, tetapi tetap terjangkau di tingkat konsumen.

"Kalau harga rendah, petani yang menangis. Kalau harga mahal, konsumen menangis. Jadi, perlu ada harga yang adil," katanya.

Setelah berdialog, Atikoh dan para petani langsung turun ke sawah untuk menanam bibit bawang.

Tanpa canggung, Atikoh bergerak cekatan. Mengenakan kemeja lengan panjang berwarna hitam dengan tulisan Sat Set, cucu kiai nahdiyin ternama di Purbalinngga, K.H. Hisyam Abdul Karim, itu menanam bibit bawang.

"Semoga panennya bagus, bawangnya bagus," ujar salah seorang petani.

Doa itu ditimpali oleh petani lainnya yang mengharapkan Ganjar Pranowo - Mahfud Md memenangi Pilpres 2024.

"Menang, menang, menang!" ucap petani lainnya.(ast/jpnn.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berultah ke-52, Ning Atikoh Ganjar Didoakan Jemaah Majelis Taklim & Santri Al Washilah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler