Atribut ISIS Diamankan, Si Pemilik Hilang Seminggu Sebelum Bom Jakarta

Senin, 25 Januari 2016 – 13:14 WIB
Aparat mengamankan sejumlah atribut ISIS yang ditemukan di Dusun Bantar Desa Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Foto: dok/Radar Tasikmalaya

jpnn.com - CIAMIS - Aparat kepolisian mengamankan sejumlah atribut yang diyakini sebagai salah satu identitias kelompok militan ISIS, di Dusun Bantar Desa Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, akhir pekan kemarin.

Semua atribut itu diamankan dari rumah Komarudin. Sedangkan pemilik atribut ISIS, Ahmad Sapi’i beserta istrinya, Een Jaenah tidak diketahui keberadaannya.

BACA JUGA: Cegah Bom Jakarta Berulang, Operasi Gabungan Digelar, Hasilnya?

Kapolsek Cikoneng Kompol Sukardi mengatakan saat ini barang bukti berupa bendera dan baju diamankan dulu ke Polres Ciamis. Pihak keluarga Komarudin juga akan dimintai keterangan.

Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Roland Olaf Ferdinand menyatakan tidak bisa memberikan keterangan lebih banyak karena masih melakukan penyelidikan. “Barang bukti hasil penggeledahan di rumah yang diamankan hanya buku-buku saja,” katanya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya, Senin (25/1).

BACA JUGA: Istri Sultan Akhirnya Ditangkap, Selanjutnya...

Sementara Kepala Dusun Bantar Desa Sukaraja Asep Saepuloh (54) mengaku menaruh kecurigaan terhadap Ahmad Sapi’i (45), menantu Komarudin, sekitar tiga bulan ke belakang. Karena, saat silaturahmi rumah pasangan suami istri Komarudin (60) dan Ani (50), Asep melihat bendera warna hitam bertuliskan Arab.

Di rumah itu pula, Asep bertemu dengan Ahmad. Ahmad mengaku baru pindah dari Indramayu. Anaknya juga ingin sekolah di Bantar. “Saya katakan bila ingin pindah harus ada surat pindahnya dari Indramayu,” kenang Asep.

BACA JUGA: Keasyikan Mancing, Ayah Tidak Tahu Anak Tenggelam, Ditemukan sudah tak Bernyawa

Asep sempat menanyakan bendera hitam bertuliskan haruf Arab yang menempel di  tembok tengah rumah. Asep juga menyarankan bendera tersebut dicopot. Ahmad mengaku sebagai simpatisan ISIS. “Saya saat itu polos belum tahu ke arah ISIS, namun kecurigaan ada,” jelas Asep.

Lantas, Asep berkoordinasi dengan Babinsa dari Koramil Cikoneng Koptu Gunawan. Nah, seminggu sebelum ledakan bom di MH Thamrin, Jakarta, Ahmad menghilang dari Dusun Bantar. Sementara istrinya bernama Een Jaenah (40) serta empat anaknya ada di rumah Komarudin.

Jumat (22/1) sekitar pukul 16.00, Asep mendapat telepon dari babinsa. Babinsa mengaku sedang bersama Kaur Umum Desa Sukaraja Iwan Herwandi. Babinsa juga meminta Asep segera datang ke rumah Komarudin yang ditinggali Ahmad. “Saat ditanya-tanya mengenai bendera, Komarudin menyerahkanya kepada kami,” paparnya.

Namun, Komarudin menyatakan tidak tahu mengenai keberadaan menantu dan anaknya. Tapi, Een sempat pamitan mau menjemput anaknya yang paling besar di Kecamatan Cisaga. Hingga tadi malam, Een belum pulang. “Di rumah ini adalah anaknya yang tiga sama mertuanya saja, Ahmad Sapi’i dan istrinya tidak ada,” ujar kepala dusun.

Asep mengatakan Ahmad bukan kelahiran Bantar. Namun sewaktu bujangan —sekitar 15 tahun ke belakang— pernah mesantren di Kampung Bantar. Akhirnya, Ahmad menikahi Een. Sejak menikah, Een dibawa ke Indramayu. “Tahu-tahu dia itu pulang lagi sudah tiga bulan ke belakang tinggal di mertuanya. Keseharian di kampung sini penggali sumur bor,” paparnya. (isr/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR RI Minta Tim Independen Kaji Rencana Lapindo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler