jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kepala Bulog Sutarto Alimoeso menyarankan Bulog diaudit terkait penemuan beras turun mutu atau busuk sebanyak 6.800 ton di Divre Sumsel dan Babel. Hal itu diperlukan untuk mengungkap penyebab beras busuk tersebut.
"Semua itu kan ada sebabnya, (beras busuk) kan sebagai akibat. Sebab bisa bermacam-macam, paling berat kalau ada ketidakpatuhan terhadap SOP yang ada," kata Sutarto saat dihubungi, Kamis (14/2).
BACA JUGA: Beras Buruk di Bulog Harus Segera Dievaluasi
Sutarto menjelaskan, sebenarnya Bulog telah memiliki standar yang detail mulai dari pengadaan hingga penyaluran.
Dengan adanya standar yang jelas itu, maka seharusnya dapat ditelusuri apa yang menjadi penyebab terjadinya beras busuk di gudang Bulog tersebut.
BACA JUGA: Ki Musbar: Beras Busuk Tak Bisa Jadi Pakan Unggas
"Termasuk soal First In First Out (FIFO), itu sudah ada SOP-nya. Kaitan dengan pengadaan tentu juga ada syarat yang harus dipenuhi. Jadi bisa ditelusuri mulai dari sana tentunya, terpenuhi tidak SOP-nya," kata dia.
Dia menyarankan, langkah awal audit bisa dilakukan secara internal melalui Satuan Pengawasan Intern (SPI). Audit bisa dilakukan di gudang, kepala gudang hingga atasan serta semua yang mengoordinasi soal beras tersebut.
BACA JUGA: DPRD OKUT Minta Buwas Periksa Beras Busuk di Gudang Bulog
"Jadi semua harus diaudit dan diperiksa," tegas dia.
Bahkan menurutnya, ada sanksi yang harus diberikan kepada pihak yang dinilai bertanggung jawab atas kesalahan atau ketidakpatuhan terhadap SOP yang berlaku. "Tapi tergantung pada tingkat-tingkat kesalahannya," imbuh Sutarto.
Sementara itu, kini Bulog berdalih tidak semua beras yang disortir merupakan busuk. Selama ini pun pihaknya kerap menjalankan evaluasi terkait kondisi beras-beras di gudang yang mengalami penurunan mutu.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh mengklaim, pihaknya selama ini telah menjalankan SOP terkait penyaluran beras dari dan ke luar gudang.
Waktu keluarnya beras disesuaikan dengan waktu masuknya. Perawatan juga telah dilakukan antara lain untuk menjaga sanitasi gudang dibuka secara rutin setiap pagi.
“Jadi kondisinya memang sudah ada. Yang seperti itu sedang kami perbaiki tahap-tahapannya. Itu sudah kami pisahkan,” jelas dia.
Meski begitu, Wahyudi mengakui, kondisi gudang Bulog yang mumpuni untuk menyimpan beras memang tidak seluruhnya baik. Sebagai contoh, gudang Bulog yang mumpuni kedap udara kurang dari 40 dari total unit yang ada.
“Seperti misalnya dilengkapi dengan turbin fentilator dan hidro thermometer,” ujarnya.
Sisanya hanya sesuai standar untuk penyimpanan beras. “Gudang kami ada ISO-nya kok. Kalau dibilang tidak standar, siapa yang bilang tidak standar?” tegasnya. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Minta Usut Tuntas Masalah Beras Busuk di Gudang Bulog
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga