SINGAPURA - Pemerintah junta Myanmar kemungkinan akan membebaskan pejuang pro demokrasi Aung San Suu Kyi, dalam waktu dekat, agar bisa berpartisipasi dalam pemilu tahun depanKemungkinan itu diungkapkan oleh diplomat senior Myanmar Min Lwin.
Penyataan Min Lwin tersebut jarang sekali terjadi dalam tradisi pejabat pemerintahan Myannmar, karena dilakukan saat kunjungannya di luar negeri
BACA JUGA: El Savador Disapu Air Bah
Namun beberapa tahun terakhir, otoritas Myanmar sudah sering menyatakan akan membebaskan Suu Kyi dan tidak pernah direalisasiPemenang Nobel Sastra berusia 64 tahun itu telah ditahan selama 14 tahun dalam kurun waktu 20 tahun terakhir
BACA JUGA: Deplu: Kita Tunggu Hasil Pembicaraan Menlu Australia
Selama itu pula, Suu Kyi tidak diperbolehkan berbicara di depan publik sejak masa penahanannya yang terakhir ini sejak Mei 2003Perpanjangan masa tahanan rumah itu membuatnya tak bisa berpartisipasi dalam pemilu tahun depan
BACA JUGA: Kunjungi Perbatasan Tibet
pemilu tersebut merupakan yang pertama sejak 20 tahun terakhir"Ada rencana untuk membebaskan Suu Kyi segera...jadi dia bisa mempersiapkan partainya," ujar Min Lwin, seorang Dirjen di Kementerian Luar Negeri Myanmar, kepada Associated Press di Manila airport sebelum memasuki pesawat yang membawanya terbang ke Singapura lalu kembali ke YangonDia menolak merinci penjelasannya dan tidak jelas apakah pembebasanSuu Kyi akan diikuti dengan diperbolehkannya dia melakukan kampanyeTidak ada indikasi bahwa pemerintah akan memperbolehkan Suu Kyi untuk maju dalam pemilu tahun depan
Konstitusi Myanmar mengatur ketentuan larangan Suu Kyi untuk memegang jabatan pemerintahan dan memastikan bahwa militer tetap memegang kekuasaan pemerintahanPartai pimpinan Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy), belum memutuskan untuk ambil bagian dalam pemilu tahun depanKarena pelaksanaannya masih diatur dengan konstitusi yang disahkan tahun lalu tanpa melalui jalur demokrasi.
Min Lwin menegaskan usulan untuk memebebasakan Suu Kyi tidak terkait dengan perubahan kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Barack ObamaSelama Bush berkuasa, pemerintah AS menghindari dialog langsung dengan negara terisolasi di Asia Tenggara tersebut
Meski Myanmar menyambut baik kebijakan diplomasi baru AS yang disebutnya sebagai "hubungan pragmatis" tersebut, Lwin menegaskan pemerintah tidak berharap adanya perubahan besar dalam waktu dekatApalagi sanksi ekonomi terhadap Myanmar masih berlaku.
Min Lwin berada di Manila untuk menghadiri pertemuan para diplomat dari Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara dan Amerika SerikatAcara tersebut berlangsung selama dua hari
Asisten Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell dan Duta Besar AS untuk urusan ASEAN, Scot Marciel melakukan pertemuan terpisah dengan jenderal berkuasa di Myanmar serta Suu Kyi, minggu laluKunjungan tersebut merupakan diplomasi tingkat tinggi pertama AS terhafap Myanmar selama 14 tahu terakhir.
Obama akan bertemu dengan pemimpin negara ASEAN pada 15 November di sela forum Kerjasa Ekonomi Asia Pasifik di SingapuraForum tersebut akan mempertemukan Obama dengan Perdana Menteri Myanmar Jenderal Thein SeinKarena dalam tradisinya pemimpian junta Myanmar Jenderal Than Shwe selalu menghindari forum pertemuan di luar Myanmar
Tak ada kepastian yang menyebut Obama akan bertemu secara pribadi dengan Thein SeinMenurut Juru Bicara Kedubes AS di Myanmar, Richard Mei, pemimpin terakhir AS yang bertemu dengan kepala negara Myanmar adalah Lyndon B Johnson yang bertemu dengan mantan Perdana Menteri Ne Win, September 1966 saat berkunjung ke Washington.(cak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Kisah Dua Koruptor Sukses
Redaktur : Antoni