Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan warga Australia akan semakin murah membeli mobil, pakaian dan barang-barang elektronik yang diimpor dari China menyusul penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) kedua negara di Canberra, Rabu (17/6/2015).
Australia dan China akhirnya berhasil menyepakati Perjanjian Perdagangan Bebas yang oleh Perdana Menteri Tony Abbott disebut sebagai momen 'bersejarah' bagi kedua negara.
BACA JUGA: Senat Australia Minta Dokumen Terkait Dugaan Penyuapan ABK RI
Abbott dan Menteri Perdagangan China, Gao Hucheng menandatangani kesepakatan ini di Canberra setelah melalui proses panjang selama satu dekade.
Menurut Abbott ini merupakan perjanjian global yang penting dan memberikan penghargaan bagi tim negosiasi dibalik kesepakatan ini.
BACA JUGA: Remaja Asal Queensland Bantah Bergabung Dengan Kelompok Teroris di Suriah
"Apa yang telah Anda lakukan bersama adalah moment bersejarah bagi kedua negara kita, dan kesepakatan ini akan mengubah negara Kita menjadi lebih baik, dan kesepakatan ini juga akan mengubah kawasan kita menjadi lebih baik serta mengubah dunia menjadi lebih baik," kata Abbott.
"Perjanjian ini akan memberi negara kita akses yang tidak terduga terhadap pasar di masing-masing negara,"
BACA JUGA: Sama Seperti di Indonesia, Ramadan di Australia Dimulai 18 Juni
"Kita telah berhasil merebut kesempatan untuk melakukan lebih banyak perdagangan dan investasi dengan China dan kita juga telah berhasil menyelesaikan Trifecta perdagangan dengan mitra dagang utama kita, tidak hanya China, tetapi juga Jepang dan Korea Selatan. "Pemerintah Australia mengatakan kesepakatan perdagangan bebas dengan China yang akan mulai berlaku November mendatang ini bernilai milyaran dolar bagi perekonomian serta pertumbuhan pasar kerja di dalam negeri.
Kesepakatan ini masih harus diratifikasi oleh parlemen sebelum efektif diberlakukan.
Rincian lengkap mengenai perjanjian pasar bebas ini masih belum dirilis pemerintah, namun biaya masuk bagi produk susu, daging sapi dan makanan laut dikatakan akan dihapuskan dalam waktu beberapa tahun mendatang.
Perjanjian ini juga menghapuskan seluruh biaya masuk yang dibebankan China terhadap seluruh produk sumber daya alam dan energi dari Australia."Para pemimpin kedua negara telah mempertimbangkan hal-hal yang sangat penting dalam penandatanganan dokumen ini, "kata Gao. "Ini merupakan tonggak sejarah dalam hubungan bilateral." Kesepakatan hari ini melengkapi kesepakatan serupa yang telah dilakukan Pemerintahaan Abbott dengan Jepang dan Korea Selatan sejak berkuasa.
"Australia adalah negara pelaku perdagangan terkemuka. Kemakmuran kita tergantung dari sektor perdagangan dan lapangan kerja serta pertumbuhan ekonomi yang tercipta dari perdagangan tersebut,' kata Abbott.
"Perjanjian ini akan membuat warga Australia dapat membeli mobil, pakaian dan barang elektronik dan produk-produk lain dari China dengan lebih murah," kata Abbott.
Pelaku bisnis di Australia saat ini dibebankan biaya tarif lebih dari 40 persen untuk produk-produk yang diekspor ke China.
""Pencapaian penting dari perjanjian ini adalah terkuncinya hubungan perdagangan kita dengan sejumlah mitra dagang terbesar Australia dan ini akan menjadi katalis bagi pertumbuhan seluruh barang, jasa dan investasi di masa depan," kata Menteri Perdagangan Andrew Robb."Bersama dengan kesepakatan yang telah ditandatangani antara Australia dengan Jepang dan Korea Selatan, semua itu akan mendukung kemakmuran Australia untuk tahun-tahun mendatang," tambahnya. "Jika digabungkan ketiga perjanjian kerjasama ini itu artinya kita telah memiliki satu set perjanjian perdagangan yang mencakup lebih dari 50 persen pasar ekspor Australia," katanya. "Mengingat perkembangan yang terjadi di wilayah tersebut, apalagi dengan adanya luar biasa dari kelas menengah maka ini akan semakin memperkokoh pencapaian dari perjanjian-perjanjian ini.
"Dan pada akhrinya akan menjanjikan milyaran dolar, ribuan, ratusan ribu pekerjaan yang akan mendukung kemakmuran kita di tahun-tahun mendatang," tegas Andrew Robb.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalangan Lanjut Usia Rentan Jadi Korban Kekerasan Keluarganya Sendiri