Seorang komentator sepakbola terkenal di Australia Les Murray mengatakan keputusan FIFA untuk tidak memenangkan pencalonan Australia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 harus dilihat kembali setelah ditahannya beberapa pejabat FIFA hari Rabu di Swiss.

Polisi Swiss menahan tujuh pejabat FIFA dalam sebuah penggerebekan di sebuah hotel mewah di Zurich hari Rabu  setelah pihak berwenang di Amerika Serikat mengajukan dakwaan mereka menerima suap lebih dari $150 juta dolar.

BACA JUGA: Australia Belum Cabut Tunjangan Sosial Warganya yang Gabung ISIS

Para pejabat sepakbola Australia sedang dalam perjalanan ke Zurich guna menghadiri Kongres FIFA yang akan menentukan ketua, dengan ketua yang sekarang Sepp Blatter menjadi calon kuat untuk tetap bertahan.

Mereka yang ditahan tidak termasuk Sepp Blatter, namun termasuk beberapa jajaran eksekutif FIFA di bawah Baltter.

BACA JUGA: Pisang Awak Memenangkan Kejuaraan Pisang Australia 2015

Dalam wawancara dengan ABC, Murray mengatakan dia sudah lama curiga bahwa FIFA berbuat "curang" ketika memenangkan pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar.

Murray mengatakan Australia yang hanya mendapatkan satu suara dalam pemilihan suara, mengatakan Australia harus ikut lagi bila ada kesempatan.

BACA JUGA: PM Tony Abbott Inginkan Konsensus Soal Pernikahan Sesama Jenis

Murray juga berharap penahanan ini akan menjadi pertanda dimulainya perubahan positif bagi FIFA setelah bertahun-tahun adanya spekulasi mengenai korupsi khususnya berkenaan dengan Piala Dunia di Qatar.

"Kemarin hari yang dramatis, hari yang penuh trauma bagi banyak orang di dunia sepakbola,. Namun dalam waktu bersamaan juga hari yang bagus, bila semua penjahat di dalamnya ditangkap." kata Murray.

"Kecurigaan sudah lama ada mengenai korupsi di tubuh FIFA."

"Banyak yang curiga termasuk saya, dan itu sudah lama, terutama atas kemenangan Qatar. Kemenangan Qatar itu aneh, tidak terduga, dan susah dijelaskan, sehingga penjelasan yang paling mungkin adalah ada sesuatu yang aneh terjadi di belakangnya."

Walaupun Federasi Sepakbola Australia (FFA) menolak memberikan komentar menyusul penahanan yang dilakukan hari Rabu, Murray mengatakan Australia harus mencalonkan diri lagi bila Qatar dibatalkan menjadi tuan rumah.

"Bila ada keputusan pengadilan bahwa ada manipulasi atau penyuapan yang terjadi, saya kira tidak ada pilihan lain kecuali membatalkan kemenangan Qatar.

"Bila ada pemilihanm ulang, saya kira Australia harus mencalonkan diri lagi."

Sementara itu Lennart Johansson, mantan presiden Asosiasi Sepakbola Eropa (UEFA) mengatakan keputusan memberikan kemenangan kepada Rusia dan Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 harus dikaji kembali lagi menyusul adanya tuduhan korupsi tersebut.

Johansson yang kalah dalam pemilihan presiden FIFA di tahun 1998 dari Blatter mengatakan dia ingin Piala Dunia 2018 dimainkan di Inggris, dan bukannya Rusia, dengan proses baru dilakukan lagi untuk memilih tuan rumah 2022.

"Saya memperkirakan mereka akan mengkaji kembali. Blatter sendiri sudah mengatakan keputusan untuk memilih kedua negara tidak benar. Saya yakin sekarang pasti ada inisiatif untuk membuat keputusan baru.

"Inggris tidak pernah menjadi tuan rumah sejak tahun 1966 dan mereka disebut sebagai "tanah air sepakbola'. Jadi mereka pantas mendapat kehormatan menjadi tuan rumah." kata Johansson yang berasal dari Swedia tersebut.

ABC/wires

BACA ARTIKEL LAINNYA... Eksportir Ternak Australia Didesak Berikan Alat Sembelih Hewan Modern untuk RPH di Vietnam

Berita Terkait