Kalangan industri peternakan kerbau di Northern Territory, Australia, berharap bisa membuka kembali ekspor kerbau ke Indonesia. Kini mereka menunggu ujicoba metode stunning (menenangkan hewan sebelum disembelih) yang lebih aman.

Ujicoba itu dilakukan lembaga penelitian CSIRO, dengan mengembangkan metode yang bisa membuat kerbau yang memiliki kulit lebih daripada sapi, bisa tenang sebelum dipotong.

BACA JUGA: Australia Mulai Produksi Kondom dari Rumput yang Diklaim Terkuat dan Tertipis

Ekspor ternak kerbau Australia ke Indonesia dihentikan di tahun 2011 menyusul laporan adanya penyiksaan hewan di sejumlah rumah potong hewan (RPH) saat itu.

Wakil Ketua Dewan Industri Kerbau Michael Swart mengatakan ujicoba metode stunning menjadi topik pembahasan dalam pertemuan tahun lembaga itu pekan ini.

BACA JUGA: Wabah Virus Anjing Mematikan di Tasmania

"Kami berharap bisa mulai menerapkan ujicoba tersebut dalam waktu dekat, sehingga bisa mulai diterapkan di RPH di luar negeri,"katanya.

Industri ternak kerbau berharap pasar Indonesia khususnya bisa disetujui sebagai tujuan ekspor, karena sebelumnya memang telah merupakan pasar terbesar kerbau asal daerah Top End di Northern Territory.

BACA JUGA: Target Mutu Air di Kawasan Great Barrier Reef Sulit Dipenuhi Australia

"Stunning sudah diterapkan di Vietnam, jadi sebenarnya hanya mengecek untuk memenuhi persyaratan yang diminta," kata Swart.

"Prosesnya sudah berjalan dan CSIRO hanya mencari berbagai pilihan yang ada," tambahnya.

Menurut catatan tahun ini hanya satu kapal ternak yang meninggalkan Pelabuhan Darwin mengangkut 213 ekor kerbau.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumsi 1 Apel Sehari Bisa Tekan Resiko Kematian 35 Persen

Berita Terkait