Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Teknologi Evita Legowo mengatakan, dua pihak yang kini tengah menjajaki usaha regasifikasi adalah Dyna Gas dan LNG International Group dari Australia
BACA JUGA: Investasi Eksisting Juga Penting
’’Mereka tadi presentasi floating storage dan regasifikasi unit,’’ ujarnya di Gedung Departemen ESDM Jakarta Selasa (17/6).Proses regasifikasi memang dibutuhkan
Menurut Evita, dua perusahaan asal Australia tersebut menawarkan sebuah teknologi baru di bidang regasifikasi, yakni berupa floating storage atau tanki apung
BACA JUGA: Harga Gas USD 7,2 per MMBTU
Dengan teknologi tersebut, proyek floating storage di laut bisa diadakan lebih cepat karena tidak membutuhkan pembebasan tanah
BACA JUGA: Garuda Tambah 69 Ribu Kursi
’’Jadi, nanti bisa ditempatkan di laut yang paling dekat dengan yang membutuhkan,’’ katanya.Menurut Evita, Indonesia memang memerlukan banyak fasilitas regasifikasi unit, seiring dengan makin meningkatnya peran gasKarena itu, tawaran kerjasama dari Australia perlu didalamiSebab, pembangunan floating storage memang membutuhkan investasi cukup besarUntuk kapasitas regasifikasi 200 - 800 juta kaki kubik per hari (mmscfd) paling tidak dibutuhkan USD 800 juta.
Dalam pertemuan di Kantor Menteri ESDM kemarin, hadir pula beberapa stakeholder di sektor migas, seperti Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) dan Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Migas (BPH Migas).
Selain itu, hadir pula beberapa perusahaan yang terkait dengan sektor gas seperti PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Pertamina, dan PT PLN.
Menurut Evita, perusahaan-perusahaan itu akan memperdalam tawaran regasifikasi unit tersebut’’Jadi, nanti b to b (business to business, Red) saja,’’ terangnya(owi/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumsi BBM Makin Boros
Redaktur : Tim Redaksi