BACA JUGA: Dibutuhkan 500 Ribu Agen
Meskidemikian, APBN Perubahan (APBN-P) masih sanggup menanggung lonjakan volume tersebut.
"Volume BBM bersubsidi hingga sekarang sudah mencapai 16 juta kl
BACA JUGA: Daerah Incar Investor Timteng
Dalam APBN-P, konsumsi BBM bersubsidi dianggarkan 35,5 juta kl ditambah cadangan 1,5 juta kl.
Padahal, kenaikan harga BBM diharapkan mampu mengendurkan laju konsumsi BBM bersubsidi
BACA JUGA: Nama Nyoman Cager Muncul
Suharso mengatakan, APBN-P masih sanggup untuk menahan lonjakan
konsumsi ituSebab, dana hasil penghematan BBM yang diperkirakan mencapai Rp 40 triliun, sebagian dialokasikan untuk menambah
dana cadangan fiskal"Jadi, cadangan fiskal lebih dari yang dianggarkan
dalam APBN-P sebesar RP 8,3 triliun," kata Suharso.
Ledakan konsumsi BBM diperkirakan tak hanya terjadi tahun iniPada 2009, pemerintah dan Komisi VII DPR memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi sebesar 38,8 juta klJika ditambah konversi minyak tanah ke elpiji setara 4 juta kiloliter, konsumsi BBM bersubsisi tahun depan mencapai 42,8 juta kl.
Suharso mengatakan, tingginya konsumsi tahun depan memperhitungkan kenaikan penjualan mobil dan motorMenurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), diperkirakan sebanyak 5 juta motor dan 500 ribu unit mobil terjual tahun depanDari jumlah tersebut,
diperlukan BBM sebanyak 5,4 juta kl"Kalau 500 ribu mobil saja, itu artinya
1,8 juta kl BBMKalau 5 juta motor itu perlu kira-kira 3,6 juta kl," katanya
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu mengatakan pemerintah membutuhkan ruang untuk mengendalikan konsumsi BBM"Yang sudah kita rencanakan, pengendalian konsumsi," ujar Anggito(sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UU Bank Syariah Disahkan
Redaktur : Tim Redaksi