Menurut para ekonom, Australia sudah berhasil mengatasi gelombang penularan kasus varian Omicron selama beberapa bulan terakhir dan sekarang perekonomian membutuhkan banyak pekerja..

Salah seorang pelaku bisnis yang lega dengan dibukanya kembali perbatasan internasional ke dan dari Australia adalah Renee Baltov.

BACA JUGA: Novak Djokovic Siap Berlaga di Dubai, Pertama Kalinya Setelah Dideportasi dari Australia

Sebagai pemilik salon The Barberhood di Sydney, dia mengatakan saat ini semakin sulit untuk menemukan staf baru..

Dia sudah mencoba berbagai cara.

BACA JUGA: Militer China Kembali Berulah, Australia Merasa Diintimidasi

"Saya tidak melihat jalan lain kecuali migrasi, semakin banyak migran baru datang untuk membantu memecahkan masalah," katanya kepada ABC.

"Lebih mudah dan lebih murah bagi saya untuk sebenarnya mempekerjakan orang Australia dan tentu saja memberi pekerjaan bagi orang Australia adalah prioritas utama, tapi ketika kita dihadapkan pada kenyataan orang antre, tidak ada yang bisa memotong rambut, dan kami sudah berusaha dengan berbagai cara, migrasi adalah bagian dari solusi."

BACA JUGA: Belanda Minta Maaf Sebesar-besarnya, Indonesia Tak Mau Buru-Buru Menanggapi

 

Keinginan Renee Baltov untuk mendapatkan lebih banyak pekerja, sejalan dengan statistik saat ini di Australia.

Selama delapan bulan terakhir, perekonomian Australia terganggu karena varian Delta dan juga varian Omicron.

Namun, tampaknya pasar tenaga kerja Australia berhasil melewati semua itu.

Januari 2022 merupakan bulan paling terpengaruh gelombang Omicron sejauh ini, saat jutaan jam kerja tidak terisi karena pekerja yang sakit dan mereka yang menjadi kontak erat kasus positif harus menjalani isolasi.

Meski demikian, bulan lalu tetap terjadi pertumbuhan lapangan kerja setelah data menunjukkan 12.900 orang mendapatkan pekerjaan baru.

Jumlah pengangguran juga meningkat sebanyak 5.600 orang, sementara keseluruhan tingkat pengangguran di Australia tercatat 4,2 persen, yang merupakan angka terendah selama 13 tahun terakhir.

Kebutuhan akan tenaga kerja tetap tinggi meski ada masalah yang dihadapi dengan masih tingginya Omicron yang masih terus menjangkit di kalangan masyarakat.

Sulitnya mencari tenaga kerja saat ini dialami berbagai industri, termasuk industri yang dijalani oleh Renee Baltov.

"Industri saya sudah mengalami kekurangan tenaga kerja yang signifikan  dan tentu saja dengan ditutupnya perbatasan, dampaknya adalah tidak ada yang bisa bekerja selain mereka yang sudah bekerja saat ini.

"Jadi sekarang dengan perbatasan dibuka kembali, kami masih memerlukan pekerja lebih banyak dari jumlah mereka yang sudah ada di sini dan masih mencari kerja." Pasar yang bagus bagi pencari kerja

Beberapa pekerja membagikan pengalaman dari sisi yang berbeda.

Insinyur IT Carl Connell baru saja mulai bekerja di perusahaan teknologi pertambangan di Brisbane bernama Plotlogic. 

Perusahaan itu meningkatkan jumlah pekerjanya dua kali lipat di tahun 2021, dan diperkirakan akan bertambah dua kali lipat lagi di tahun 2022, dengan rencana jumlah pekerja sebanyak 100 orang.

Perusahaan terus bertumbuh meski di masa pandemi.

"Saya sedang duduk di tempat saya bekerja sebelumnya, dan Greg menelpon dan bilang 'cobalah pindah ke sini' dan saya senang dengan keseluruhan tempat kerjanya," katanya kepada ABC.

"Dan kemudian saya ditawari untuk bekerja."

Carl Connell mengatakan pengalamannya bekerja di beberapa perusahaan dan di sejumlah negara membuatnya menjadi pekerja yang dicari banyak perusahaan yang sedang bertumbuh.

"Ketika saya ditawari pekerjaan, rasanya di sini ada begitu banyak kesempatan untuk bekerja dan tumbuh," katanya. 

Dia senang dengan suasana kerja sama di tempat kerjanya yang baru. Pembukaan perbatasan internasional disambut baik

Renee Baltov mengatakan dia menyambut baik dibukanya perbatasan internasional mulai minggu ini, tetapi memperkirakan bahwa tidak akan ada pekerja migran yang segera akan melamar kerja di tempatnya.

"Saya kira kemungkinan akan muncul perlahan," katanya.

"Yang ingin saya lihat adalah masih sulitnya mendapatkan visa bagi migran baru dan pemerintah harus melihat masalah yang dialami UMKM dan membuat aturan yang memudahkan kedatangan pekerja migran." 

Dia mengatakan sudah menghabiskan ratusan juta rupiah memberi sponsor bagi salah seorang pekerjanya, tukang potong rambut untuk pindah ke Australia dari Inggris tujuh tahun lalu, dan sampai sekarang masih berusaha untuk mencari jalan agar pekerja itu bisa tinggal permanen.

"Hal yang bagus mengenai pekerja migran adalah mereka berasal dari kalangan yang begitu beragam dan bekerja di berbagai industri," katanya.

"Mereka bisa mengajari tukang cukur atau pekerja salon di Australia hal-hal yang tidak pernah dipelajari di sini dan juga kebalikannya.

"Jadi ini menjadikan suasana kerja yang bagus karena begitu banyaknya orang dari berbagai belahan dunia, dan juga bagus bagi klien yang bisa melihat berbagai model kerja dari berbagai belahan dunia."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.  

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu di Jakarta, Menteri Keuangan Negara G20 Cari Solusi Pemulihan Ekonomi

Berita Terkait