Lembaga regulasi obat-obatan di Australia telah menyetujui vaksin Novavax, juga dua obat yang bisa diberikan kepada pasien yang rentan dengan COVID-19.
Walaupun lembaga Therapeutic Goods Administration (TGA) sudah memberikan lampu hijau, Novavax masih harus mendapatkan persetujuan akhir dari lembaga lainnya, yakni Australian Technical Advisory Group on Immunisation (ATAGI), untuk memutuskan siapa yang akan memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin.
BACA JUGA: Pengamat Terorisme Minta Zulkarnaen Tetap Dipantau Meski Sudah Divonis 15 Tahun Penjara
Pemerintah Australia telah memesan 51 juta dosis vaksin Novavak.
Kepala TGA, John Skerritt mengatakan Novavax disetujui sebagai vaksin utama yang diberikan dalam dua dosis dengan jarak tiga minggu.
BACA JUGA: Kelemahan Australia Terbaca, Timnas Putri Indonesia Siap Terbang Tinggi
"Saya tahu ada minat dalam potensi Novavax digunakan sebagai booster atau bahkan dosis bagi anak-anak dan remaja … seperti vaksin lainnya, begitu ada datanya prioritas kami adalah akan meninjaunya," katanya.
"Teknologi yang digunakan untuk membuat vaksin ini adalah teknologi yang teknologi terdahulu, yakni menggunakan protein," katanya.
BACA JUGA: Diunggulkan Menang atas Timnas Putri Indonesia, Australia Tetap Was-Was
Pil anti-virus ditambahkan ke pilihan pengobatanPaxlovid produksi Pfizer serta Lagevrio dari perusahaan Merck Sharp and Dohme adalah obat-obat oral pertama untuk virus yang disetujui TGA untuk digunakan di Australia.
Sekitar 800.000 pil anti-virus diharapkan tiba di Australia dalam beberapa minggu mendatang.
Obat ini akan dikonsumsi selama lima hari, dua kali sehari, bagi mereka yang memiliki gejala COVID ringan hingga sedang.
TGA menekankan jika obat ini bukan pengganti vaksinasi, karena vaksin tetap menjadi cara paling efektif untuk mencegah gejala parah dan kematian akibat COVID.
"Salah satu obat-obatan tersebut harus diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis COVID-19 dan dalam waktu lima hari sejak gejala dimulai," kata Profesor Skerritt.
Pil ini dirancang untuk mencoba mencegah gejala COVID seseorang ke tahap yang lebih parah, dengan mengganggu kemampuan virus berkembang biak di dalam tubuh pasien.
Tetapi Profesor Skerritt mengatakan obat-obatan itu tidak cocok untuk semua orang.
Misalnya, mereka yang ingin hamil, yang sedang hamil atau menyusui, atau mereka yang mengalami masalah ginjal atau fungsi hati yang parah.
Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan pasien akan bisa mendapatkan pil melalui resep dari dokter umum atau 'GP' atau di rumah sakit.
"Pengobatan akan membantu yang mereka yang paling rentan, terutama beberapa warga lanjut usia yang lebih berisiko terkena COVID," katanya.
"Mereka akan membantu orang-orang yang berisiko dengan gejala ringan hingga sedang dan berpotensi berkembang menjadi kondisi yang lebih serius."
Pemerintah telah membeli 500.000 dosis Paxlovid dan 300.000 Lagevrio.
Artikel ini dirangkum dan diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari laporan dalam bahasa Inggris
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Covid-19 Makin Banyak di Sekolah, Kemenkes Belum Mau Ubah Kebijakan