Survey internasional mengenai sikap masyarakat di seluruh dunia terhadap pengungsi yang dilakukan oleh Amnesty International menempatkan Australia sebagai negara ke-5 yang paling membuka tangan bagi pengungsi.Para pengungsi menyambut laporan indeks dari 27 ribu orang yang disurvey  untuk mengukur penerimaan masyarakat terhadap pengungsi di 27 negara. Indeks ini merangking negara-negara pada skala geser mengenai seberapa bersedianya warga di negara itu menyambut pengungsi ke rumah, lingkungan, kota, kota atau desa dan negara mereka. Ditemukan bahwa 71 persen warga Australia meyakini kalau Pemerintah Federal harus berbuat lebih banyak untuk membantu pengungsi yang melarikan diri dari perang atau penganiayaan, "Australia memiliki sejarah panjang menyambut pengungsi dan keputusan yang membingungan atas persetujuan menerima 12.000 pengungsi Suriah adalah pembuktian akan hal tersebut," kata koordinator pengungsi Amnesty International,Dokter Graham Thom.  China, Jerman, Inggris dan Kanada masuk dalam jajaran negara-negara yang paling menyambut para pengungsi. Russia, Indonesia dan Thailand dianggap negara yang paling tidak menerima pengungsi. Sementara itu 84% warga Australia juga meyakini kalau orang yang mengungsi dari perang atau penganiayaan harus dibolekan mencari suaka ke negara lain. Rata-rata skala penerimaan masyarakat global terhadap pengungsi adalah 73 persen. Di seluruh dunia, temuan ini melaporkan kalau 1 dari 10 orang siap menyambut pengungsi di rumah mereka. Sedangkan di Australia angkanya 13 persen. "Angka-angka ini telah menunjukan sendiri kecenderungan penerimaan masyarakat dunia terhadap pengungsi," katanya. "Kami tidak berharap akan melihat  tingkat solidaritas yang kuat bagi para pengungsi, tetapi hasil dari survey ini ternyata mencerminkan rasa kasih sayang manusia yang sangat menginspirasi bagi mereka yang melarikan diri dari perang. Mereka ingin melakukan apa yang mereka bisa untuk membantu, tidak berpaling. Politisi harus menunjukkan semangat yang sama. " Shetty mengatakan ada "perasaan umum bahwa negara Barat belum memberikan sepenuhnya dalam membantu pengungsi. Jutaan orang di seluruh dunia setiap tahunnya mengungsi akibat konflik dan bencana. Konflik panjang selama lima tahun terakhir di Suriah, yang telah merenggut sekitar 270.000 jiwa, telah memicu krisis pengungsi utama di Timur Tengah dan Eropa seiring dengan banyaknya orang yang melarikan diri dari pertempuran. Jumlah pengungsi yang diterima di Australia telah menjadi topik perdebatan setelah Menteri Imigrasi Peter Dutton minggu ini membuat komentar kontroversial tentang pencari suaka buta huruf yang berusaha mencuri pekerjaan dari warga Australia. China dan Inggris adalah dua negara yang paling ramah, dengan 46 dan 29 persen orang masing-masing di negara tersebut mengatakan mereka bersedia menerima pengungsi di rumah mereka sendiri. Rusia menempati urutan teratas sebagai negara yang paling tidak ramah terhadap pengungsi, dimana 61 persen dari warganya  mengatakan mereka akan menolak pengungsi mencari akses masuk  ke negara mereka. Laporan ini telah dirilis  untuk menyambut Pertemuan Kemanusiaan Dunia pekan depan. Amnesty International menggunakan temuan ini untuk mendesak Pemerintah Australia, serta pemerintah di seluruh dunia, untuk menghentikan penerapan metode pencegahan yang kasar terhadap pengungsi  yang dipandang sebagai  solusi jangka panjang yang baik. Reuters/ABC

BACA JUGA: Coldplay Akan Menggelar Konser di Australia di Bulan Desember

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebuah Masjid di Geelong, Australia Terbakar Secara Mencurigakan

Berita Terkait