Australia mempertimbangkan untuk membuka koridor perjalanan dengan negara lain setelah perjalanan tanpa pembatasan ke Selandia Baru dan sebaliknya mulai berlaku hari Senin (19/04). (AAP: Mal Fairclough)
Australia tidak akan terburu-buru membuka kembali perbatasan negaranya bagi kedatangan internasional, namun akan dilakukan secara bertahap dimulai dari kategori perjalanan esensial.
Hal itu disampaikan Perdana Menteri Scott Morrison hari Minggu kemarin (18/04) di Adelaide.
BACA JUGA: Ngeri Lihat Wabah COVID-19 di India, PM Inggris Batalkan Kunjungan
Sebelumnya ia menyatakan jika akan membolehkan warga yang telah divaksinasi untuk ke luar negeri dan kembali tanpa harus
"Saya pastikan Australia tidak terburu-buru membuka perbatasan," ujarnya.
BACA JUGA: Jenderal Myanmar Pemimpin Kudeta Bakal ke Jakarta Pekan Depan
"Masalah pengelolaan perbatasan akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan harus bekerja sama dengan negara bagian dalam menjalankan program karantina," kata PM Morrison.
Saat ini warga Australia yang ingin ke luar negeri memerlukan adanya izin dan bila kembali harus menjalani program karantina hotel yang biayanya ditanggung sendiri.
BACA JUGA: Mobil Tesla Tanpa Pengemudi Tabrak Pohon, Penumpangnya Tewas
Banyak negara lain juga mensyaratkan warga Australia untuk menjalani karantina begitu tiba di negara tersebut.
PM Morrison mengatakan pihaknya menghendaki agar pada paruh kedua tahun ini, warga Australia sudah bisa melakukan perjalanan untuk "tujuan esensial" dan kembali tanpa perlu menjalani karantina hotel.
Sebagai gantinya, warga Australia yang kembali ini akan menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.
Untuk memastikan warga mematuhi program karantina mandiri, berbagai langkah telah menjadi pertimbangan bagi pemerintah.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Tenaga Kerja Stuart Robert mengakui adanya tantangan dalam karantina mandiri yang perlu dipastikan sebelum kebijakan ini diterapkan.
Politisi asal negara bagian Victoria ini mencontohkan apa yang dialaminya saat menjalani karantina mandiri selama lebih dari tiga bulan tahun lalu.
"Polisi datang mengecek ke rumah kami pada waktu yang tak ditentukan. Mereka juga mengecek melalui telepon. Petugas Depkes dari berbagai tingkatan akan menelepon," kata Menteri Stuart kepada program The Insider dari ABC.
Menurut PM Morrison, pihaknya terbuka untuk memulai karantina mandiri bagi warga Australia yang kembali dari luar negeri pada paruh kedua tahun ini.
"Bila hal itu berjalan dengan baik, maka akan membebaskan sistem karantina hotel, sehingga perjalanan esensial bisa mulai masuk (ke Australia)," katanya. Dimulai dengan Selandia Baru
Pembukaan perbatasan secara bertahap sebenarnya sudah mulai berlangsung dengan dimulainya koridor perjalanan Trans Tasmania antara Australia dan Selandia Baru.
Menteri Kesehatan Greg Hunt menyebut koridor ini sebagai langkah awal untuk membuka perbatasan dengan mempertimbangkan faktor keamanan.
Koridor Trans Tasmania mulai berlaku hari Senin (19/04), memungkinkan warga melakukan perjalanan di kedua negara tanpa harus menjalani karantina.
Pagi ini, ratusan penumpang asal Australia telah mendarat di Auckland, Selandia Baru, tanpa harus menjalani karantina.
Bila nanti kembali ke Australia, mereka juga tidak akan diwajibkan lagi menjalani karantina hotel.
Ini menandai untuk pertama kalinya dalam 400 hari orang Australia bisa melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa adanya pembatasan terkait COVID-19.
"Ini merupakan langkah pertama dalam pembukaan perbatasan secara progresif, yang ditentukan oleh faktor keamanan dan kerjasama dengan negara bagian dan masyarakat Australia," kata Menteri Greg Hunt. Negara lain juga dipertimbangkan
Selain dengan Selandia Baru, pemerintah Australia juga menjajaki kemungkinan koridor perjalanan dengan negara lain termasuk Singapura dan negara Pasifik.
Wakil Perdana Menteri Michael McCormack hari ini menyatakan pembicaraan awal sedang berlangsung mengenai kemungkinan itu.
"Apakah itu Singapura, atau satu negara Pasifik, kami masih membahasnya," katanya.
Rencana membuka koridor perjalanan dengan Singapura sudah dimulai bersamaan dengan rencana koridor Trans Tasmania pada pertengahan tahun lalu.
Dalam beberapa bulan terakhir, Australia juga melakukan pembicaraan dengan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.
Menanggapi rencana ini, juru bicara oposisi urusan kesehatan Mark Butler menyatakan terlalu dini untuk membahas soal karantina mandiri.
"Saya tidak yakin rakyat Australia masih percaya Scott Morrison melaksanakan sistem karantina mandiri yang aman dan efektif, mengingat kecerobohannya dengan vaksinasi sejauh ini," katanya.
"Sebaiknya kita fokus pada hal mendasar, yaitu memberikan vaksin pada masyarakat, menjalankan sistem hotel karantina yang aman, barulah buat rencana lain," ujar Mark Butler.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari berbagai artikel
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh! 23 TKI yang Pulang dari Malaysia Positif Covid-19, Legislator Minta Pemerintah Lakukan Ini