Ilmuwan Australia mengembangkan teknologi pengawasan pertama di dunia untuk memerangi perdagangan ikan hasil pencurian.

Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Industri Persemakmuran (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation/CSIRO) berkolaborasi dengan otoritas di Indonesia telah menciptakan sistem peringatan yang akan mengumpulkan data satelit dari perangkat pencegah tabrakan di hampir seluruh kapal.

BACA JUGA: Tianyi Lu, Sukses Menjadi Konduktor Orkestra di Usia 26 Tahun

Sistem ini akan menandai kapal yang memiliki pola perpindahan yang mencurigakan, dan mengirimkan laporan ke otoritas ketika kapal itu merapat ke pelabuhan.

Salah satu tanda kapal mungkin sedang terlibat dalam tindakan ilegal adalah bergerak tak normal dalam jalur pelayarannya.

BACA JUGA: Analisa Otak Bisa Segera Digunakan Sebagai Bukti Pengadilan

Peneliti kepala di CSIRO, Chris Wilcox mengatakan gerakan itu termasuk berpindah lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.

"Hal lain yang kami cari adalah tanda-tanda kapal mencoba menghindari pengamatan," kata Wilcox.

BACA JUGA: Melbourne Pasang Beton Pengaman di Pusat Kota

"Jika mereka mematikan radio (transmitter) misalnya, atau jika mereka mengganti nama kapal saat sedang berada di laut, kami akan menandainya sebagai aktivitas mencurigakan."

Pencurian ikan (illegal fishing) adalah pasar gelap dengan nilai terbesar ketiga dunia, setelah perdagangan senjata dan penyelundupan obat-obatan terlarang.

"Ini adalah soal besar dalam masalah kejahatan utama dan ini berhubungan dengan hal lain, seperti penyelundupan manusia dan obat-obatan," kata Dr Wilcox.

"Jika Anda ingin melakukan sesuatu di lautan, Anda akan memakai kapal pencari ikan karena itu yang paling murah dan layak melaut.

"Separo dari ikan barramundi di Australia berasal dari Asia. Kita mengimpir mayoritas produk makanan laut, jadi tingkat pelanggaran hukum pada mereka sangat penting bagi orang di Australia." Petugas Australian Border Force bersiap menaiki kapal pencari ikan dari luar negeri.

Supplied: Australian Border Force

Ada perkiraan sekitar sepertiga produk makanan laut di pasar Australia ditempatkan dilabeli salah dan berpotensi berasal dari penangkapan ilegal.

Tim proyek ini sedang berdiskusi dengan Organisasi Pangan dan Pertaniaan (Food and Agriculture Organisation/FAO) PBB untuk menyebarkan sistem baru ini ke nengara-negara anggotanya.

"Kami telah mendapat ketertarikan yang kuat dari pemerintah nasional Australia dan Amerika Serikat, serta lembaga regional dan global," kata Dr Wilcox.

"Di wilayah samudera Pasifik dan India, telah cukup ada ketertarikan yang kuat."

Teknologi ini akan diluncurkan di konferensi Our Oceans di Malta, Oktober 2017. Hiu yang telah diambil siripnya dijual di pasar di Kota Kinabalu, Malaysia.

Supplied: Shutterstock

Diterjemahkan pukul 13:45 AEST 26/6/2017 oleh Alfred Ginting dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Napi Kerobokan Yang Kabur Ditemukan di Timor Leste

Berita Terkait