Ketua Federasi Sepakbola Australia (FFA), Frank Lowy, telah menulis surat terbuka yang ditujukan kepada komunitas sepakbola, berusaha menjauhkan organisasi yang dipimpinnya dari skandal korupsi FIFA.
Dalam sebuah surat yang diterbitkan beberapa jam setelah pengunduran diri mengejutkan dari Ketua FIFA, Sepp Blatter, Frank mengatakan, Australia mengajukan tawaran bersih untuk hak-nya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, meskipun pihak lain tak demikian.
BACA JUGA: Kafe Lindt di Sydney Diserang Lagi
Namun ia mengakui, ‘kami membuat kesalahan’ dan dalam beberapa kasus bersikap ‘naif’.
Frank Lowy (kanan) mengatakan, proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia tak adil. (Foto: Johannes Simon, Getty Images)
BACA JUGA: Tarif Pengiriman Turun, Ekspor Australia ke Asia Makin Kompetitif
Sejumlah pertanyaan telah diajukan khususnya mengenai sumbangan FFA senilai 500.000 dolar (atau Rp 5 miliar) kepada Konfederasi Amerika Utara dan Tengah, CONCACAF, selama proses penawaran.
CONCACAF dipimpin oleh perwakilan FIFA dari Trinidad dan Tobago, Jack Warner. Dana itu seharusnya diperuntukkan bagi studi kelayakan untuk mengembangkan lembaga ‘Centre of Excellence’ di Trinidad dan Tobago, tetapi akhirnya terungkap bahwa dana itu kemudian disalahgunakan oleh Jack.
BACA JUGA: Pengacara Top Queensland Perkarakan Denda Mengebut
"Lembaga itu meminta Australia menyumbang 4 juta dolar untuk proyek itu. Kami berkompromi dan menawarkan 500.000 dolar untuk mendanai studi kelayakan awal itu," tulis Frank dalam surat terbuka.
Lebih lanjut ia menguraikan, "Kami mengirim tim untuk memeriksa tempat itu. Kami melibatkan seorang konsultan fasilitas olahraga eksternal untuk mengunjungi tempat tersebut dan menyiapkan laporan. Kami bertemu dengan para pejabat CONCACAF untuk menyepakati persyaratannya.”
"Ketua lembaga itu, bukan Jack Warner, memberi kami rincian rekening bank CONCACAF. Kami membayar uang ke rekening itu dan menerima konfirmasi bahwa dananya telah diterima oleh bank. Uang itu dikirim ke rekening CONCACAF, bukan rekening pribadi Jack Warner.”
"Ketika CONCACAF menghubungi kami untuk mengatakan bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas rekening itu, kami menginformasikan sumbangan kami.”
"Kami meminta CONCACAF untuk mengembalikan uang kami karena tak digunakan untuk tujuan yang dimaksudkan, dan FIFA menyarankan untuk menunggu hingga penyelidikan lengkap. Penyelidikan masih berlangsung,” tambahnya di surat terbuka.
Australia dukung reformasi FIFA
Frank Lowy menyebut, penggulingan kepimpinan FIFA mengungkap banyak hal, dan mengakui, ia sangat tidak puas akan bagaimana proses penawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dijalankan.
"Saya merasa bahwa minggu lalu adalah momen menentukan. Serangkaian peristiwa yang mengarah ke perkembangan dramatis pekan lalu dan keseluruhan skandal di sekitar FIFA membuat Australia yak punya pilihan kecuali memilih perubahan,” utaranya.
Ia mengungkapkan, "Di level pribadi, sejak tanggal 2 Desember 2010 ketika Australia menerima hanya satu suara dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia, saya telah merasa kecewa.”
"Kami mengajukan tawaran bersih. Saya tahu bahwa pihak lain tak demikian, dan saya telah berbagi tentang apa yang saya tahu kepada otoritas, termasuk Michael Garcia yang melakukan penyelidikan dua tahun atas pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2022," sambungnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Polisi Australia Buntuti Mantan Pacarnya Gunakan Fasilitas Kantor