jpnn.com - PALEMBANG - Jenazah Albar Mahdi, santri yang tewas diduga akibat penganiayaan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo, Jawa Timur, diautopsi, Kamis (8/9).
Autopsi dilakukan oleh tim forensik gabungan Polres Ponorogo bersama RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sei Selayur, Jalan Mayor Zen, Lorong Cendana, Kecamatan Kalidoni Palembang, Sumatera Selatan.
BACA JUGA: Autopsi Jenazah Santri Gontor di Palembang Dilakukan Tertutup, Keluarga Turut Menyaksikan
Autopsi dilakukan secara tertutup. Hanya penyidik, tim forensik, dan pihak keluarga yang menyaksikan.
Ayah almarhum Albar Mahdi, Didi tampak hadir di lokasi.
BACA JUGA: Santri Gontor Tewas Dianiaya, Begini Kata Anwar Abbas MUI
Tampak pula putra kedua Didi turut menemani.
Didi mencoba menguatkan diri menyaksikan proses autopsi jenazah almarhum Albar Mahdi.
BACA JUGA: Santri Gontor Meninggal, Kemenag: Kekerasan dalam Bentuk Apa pun Tidak Dibenarkan
Didi terlihat sesekali merangkul putra keduanya, sembari mengusap pundak sang anak.
Autopsi yang dilakukan polisi ini sudah mendapat persetujuan pihak keluarga korban.
Sebelum menyetujui autopsi, Didi dan istrinya, Soimah, sudah pergi ke makam untuk meminta persetujuan dari sang anak.
"Sepulang dari kuburan kami salat dan menyetujui pelaksanaan autopsi ini,” kata Didi ditemui di lokasi pemakaman.
“Walau sebenarnya cukup berat, tetapi karena kepentingan bukti pemberkasan maka autopsi ini dilakukan," tambahnya.
Didi berharap dengan adanya autopsi ini, kasus kematian sang anak dapat segera terungkap.
"Kami berharap pihak ponpes tidak menutup-nutupi dan bisa bertanggung jawab atas kejadian ini," harap Didi.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengungkapkan bahwa pihaknya sudah sampai di Palembang pada Rabu 7 September 2022.
"Pada saat tiba di Palembag, kami langsung berkoordinasi dengan keluarga korban khususnya orang tua korban Soimah bersama pengacaranya Titis Rachmawati," ungkapnya.
Dari pertemuan tersebut, kata dia, pihak keluarga menyetujui agar dilakukan autopsi.
Oleh karena itu, hari ini dilakukan autopsi oleh Polres Ponorogo bersama tim forensik RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang.
"Kami akan melakukan autopsi secara tertutup yang hanya melibatkan penyidik, forensik, dan pihak keluarga yang akan menyaksikan pembongkaran jenazah hingga dilakukan proses autopsi," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa autopsi dilakukan untuk mengungkap kasus ini dengan terang.
“Apalagi, kami telah melakukan pemeriksaan terhadap dua orang diduga pelaku penganiayaan,” kata AKP Nikolas. (mcr35/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cuci Hati