jpnn.com - Kerap kali hipnotik dicap negatif. Namun, di tangan pakar hipnotisme Avifi Arka, hipnotik bisa digunakan untuk membantu polisi melacak kejahatan, memudahkan tahfiz Al-Qur'an, bahkan memecahkan masalah hubungan ranjang.
Laporan Dea Hardianingsih & Deden Saputra, Kendari
BACA JUGA: Gelorakan Hipnosis untuk Profesi Mulia, PKHI Siapkan Rakernas II
SEBUAH lukisan surealis terpampang di layar proyektor pada seminar tentang hipnoterapi dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Aula Gedung Pariwisata Kendari, Selasa (8/2). Lukisan itu hanya menyajikan dua warna yang membentuk siluet tertentu di botol.
Avifi yang berada di samping gambar itu langsung bertanya kepada para peserta seminar yang jumlahnya hampir 100 orang. Di antara para peserta seminar itu ada polisi, santri, dan ibu-ibu.
BACA JUGA: Jejak Perempuan Tangguh Rokatenda Menenun Kain dan Membangun Asa di Pengungsian
"Gambar apakah ini, ibu-ibu?" ujar Avifi Arka mengajukan pertanyaan.
"Pria dan wanita berpelukan," kata sebagian besar ibu-ibu.
BACA JUGA: Kisah dari Condet, Migrasi Keturunan Arab dan Inspirasi Perlawanan Jawara
Avifi mengalihkan pertanyaan yang sama kepada puluhan polisi di depannya. "Pria memeluk wanita dari belakang," jawab para polisi.
Ada suara cekikikan di antara ibu-ibu dan polisi. Mereka menyangka itu adalah gambar tak senonoh.
Namun, Avifi punya jawaban sendiri untuk pertanyaannya. "Ini sembilan lumba-lumba," katanya.
Para peserta seminar pun terbelalak. Mereka tak menyangka siluet itu merupakan gambar sekumpulan lumba-lumba.
Begitulah cara Avifi menstimulasi para peserta seminar yang tertarik dengan hipnotisme atau ilmu hipnosis. Pria asal Surabaya yang kini bermukim di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu adalah ketua umum Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI).
Pada seminar itu, Avifi juga mempraktikkan kemampuannya. Dia meminta lima peserta seminar maju ke depan.
Di antara peserta seminar yang maju adalah anggota Polri. Selanjutnya, Avifi menstimulasi para volunter itu memejamkan mata.
Dia berucap volunter yang ngebet membuka mata justru akan kian terpejam. "Buka mata," ucap Avifi.
Anehnya, volunter yang maju ke depan panggung seminar itu malak makin merem. Para peserta lain pun terbahak melihat hal itu.
Menurut Avifi, ada banyak hal positif dari ilmu hipnosis. "Hipnotisme ini ilmu, tinggal bagaimana kita menggunakannya," katanya.
Lelaki kelahiran Desember 1973 itu mengaku pernah membantu polisi mengungkap kasus pembunuhan bocah berusia 8 tahun di Bali pada 2015. Kasus itu viral karena keluarga angkat korban mengumumkan melalui Facebook bahwa bocah itu hilang.
Ternyata bocah itu ditemukan dalam kondisi terkubur dan membusuk di belakang rumah keluarga angkatnya. Polisi kesulitan menemukan tersangka kasus itu.
Sosok yang dicurigai polisi sebagai pembunuh pun bisa mengakali lie detector atau alat pendeteksi kebohongan. Akhirnya, Avifi dimintai tolong untuk menggunakan ilmunya.
"Orang yang dicurigai itu pun tak bisa mengelak," kata dia.
Avifi juga pernah membantu tentara berpangkat tinggi mengatasi fobia akan cicak. "Pangkatnya sudah jenderal, di televisi kelihatan gagah, tetapi begitu lihat cicak langsung kabur," bebernya.
Ada pula seorang calon sekretaris daerah di sebuah provinsi di Sumatra yang membutuhkan keahlian Avifi. Sebenarnya, birokrat daerah itu merupakan kandidat paling potensial untuk mengisi jabatan sekretaris daerah provinsi.
Namun, pejabat itu mengalami aerofobia alias takut naik pesawat terbang. "Kalau sekda provinsi takut naik pesawat terbang, bagaimana kalau dia tiba-tiba dipanggil ke Jakarta?" kata Avifi.
Akhirnya keahlian Avifi bermanfaat bagi tentara maupun pejabat daerah tersebut. Sang jenderal tak takut cicak lagi, sedangkan calon sekda sudah tidak punya masalah dengan aerofobia.
Menurut Avifi, ketidaktahuan dalam menangani persoalan psikologis seseorang bisa menyebabkan hal negatif. Dia mencontohkan cara yang dilakukan banyak ibu dalam menyapih bocah.
Selama ini salah satu cara menyapih bocah yang menyusu ASI ialah dengan mengoleskan cairan pahit pada puting ibu. "Akhirnya balitanya trauma, bapaknya pun jadi korbannya," kata Avifi berkelakar.
Sebenarnya, Avifi tak punya latar belakang pendidikan resmi tentang psikologi maupun hipnoterapi. "Background pendidikan formal saya teknik kimia," tuturnya kepada JPNN.com.
Avifi juga sedang menempuh pendidikan S2 di sebuah perguruan tinggi di Medan. Jurusannya pun bukan mengenai psikologi.
Namun, dia menyebut kimia sama dengan kehidupan. "Rumus dalam kimia sama dengan rumus kehidupan, rumus manusia," katanya.
Walakin, jam terbang Avifi di hipnotisme sudah cukup tinggi. Dia sudah menekuni hal itu selama 16 tahun.
"Saya belajar ini dari berbagai guru hipnosis di dalam dan luar negeri yang masing-masing punya keahlian. Saya rangkum keahlian yang baik-baik dari mereka, lalu merumuskannya menjadi kurikulum," paparnya.
Kini, manfaat hipnotisme kian diakui secara luas. Menurut Avifi, ahli hipnosis sudah masuk Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI).
Orang yang belajar hipnosis pun bisa mempraktikannya secara bertanggung jawab dan melayani masyarakat. Namun, ahli hipnosis tetap harus memiliki izin praktik.
"Namanya STPT atau surat terdaftar penyehat tradisional," sebut Avifi.
Para praktisi hipnosis pun memiliki organisasi profesi. "Dokter bergabung di IDI, wartawan di PWI, nah, kami di PKHI," ujar Avifi.
Namun, siapa sangka ketertarikan Avifi pada hipnosis justru bermula dari gagal berbisnis. Keterpurukan itu membuatnya mengikuti kelas-kelas hipnoterapi agar merasa lebih baik.
"Kok, rasanya semua apa yang saya jalani enggak ada yang maksimal," tutur Avifi.
Sejak menjalani hipnoterapi, dia merasakan berbagai beban persoalan itu terlepas. "Ternyata, setelah saya ikut sesi-sesi hipnotetapi, problem itu bukan dari luar. Saya yang mengizinkan luka-luka batin saya itu makin menumpuk," ucapnya.
Menurut Avifi, hipnotisme terus berkembang. Hipnoterapi juga diterapkan untuk berbagai hal-hal positif.
"Sekarang ada hipnoterapi untuk para tahfiz Al-Qur'an," katanya.
Hipnoterapi juga dilakukan pada pasien yang dioperasi secara sadar. Tujuannya ialah agar pasien yang menjalani pembedahan tidak merasa kesakitan.
Di depan JPNN.com, Avifi juga menujukkan teknik hypnowriting yang sangat berguna bagi seorang wartawan.
"Pikiran manusia itu liar kayak kapal terombang-ambing di laut," ucap dia.
Akibatnya, wartawan kerap merasakan suasana hati yang kurang baik ketika harus menulis berita. Untuk itu, hipnoterapi bekerja dengan memberikan jangkar kepada pikiran manusia agar bisa lebih fokus.
"Kita masing-masing punya kenangan saat menulis yang paling asyik, saat ide-ide muncul. Nah, itu bisa di-recall," ujar Avifi.
Hipnoterapi, lanjut Avifi, juga bisa dipakai untuk menyembuhkan luka batin atau self healing. Menurutnya, kuncinya ada pada cara mengutak-atik submodality atau pengalaman yang terekam dalam diri.
"Gagal move on itu, kan, bagian dari luka batin dan itu tersimpan dalam. Hipnoterapi bisa bekerja di situ," tuturnya.
Apakah hipnoterapi juga bisa dipakai untuk memuaskan pasangan di ranjang?
Avifi menjelaskan hal yang biasa ditemui dalam masalah hubungan ranjang ialah ejakulasi dini dan frigiditas.
Dia menyebut ejakulasi dini bisa saja disebabkan penderitanya mau menghukum diri. Biasanya masalah itu terjadi pada pria yang saat muda sering melakukan masturbasi.
Ketika sudah menikah, pria yang demen bermasturbasi pada masa mudanya itu merasa bersalah. "Dia merasa itu melanggar norma dan agamanya, sehingga memilih menghukum diri dengan ejakulasi dini," ulasnya.
Adapun pada frigiditas, bisa jadi disebabkan trauma. Misalnya, pengantin wanita yang pada malam pertama mengalami rasa sakit karena kurang edukasi seksual.
"Dia kesakitan banget sampai akhirnya trauma," katanya.
Avifi menjelaskan terapi kebahagiaan bisa menjadi solusi untuk persoalan itu. Salah satu caranya ialah melalui pemaafan.
"Dengan pemaafan-pemaafan itu akhirnya hal yang membuat trauma jadi klir," katanya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keajaiban di Wonoagung saat Erupsi Semeru
Redaktur : Antoni
Reporter : Dea Hardianingsih, La Ode Muh Deden Saputra