jpnn.com - JAKARTA - Corporate Secretary Merpati Nusantara Airlines (MNA), Riswanto menuturkan bahwa pihaknya menghormati keputusan PT Pertamina (Persero) yang saat ini telah menghentikan pasokan avtur (bahan bakar pesawat).
"Kami menghormati keputusan Pertamina," ujar Riswanto saat dihubungi, Kamis (24/10).
BACA JUGA: 31 Perusahaan Pelat Merah Resmi Daftar BUMN Bersih
Lebih lanjut Riswanto tetap percaya diri perusahaan ini bisa melanjutkan bisnis mereka. Apalagi Pertamina tidak menghentikan sepenuhnya avtur pasokan Merpati, namun hanya beberapa rute saja yang sudah dihentikan.
"Kami masih melayani rute-rute penerbangan di wilayah Indonesia Tengah dan Timur," katanya.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Tak Ingin Direksi BUMN Mirip Bebek
Namun saat ditanya rute-rute mana saja yang sudah dihentikan pasokan avturnya, Riswanto enggan menjabarkannya secara detail. Dia hanya membenarkan pernyataan dari berbagai pemberitaan terkait rute-rute tersebut, seperti rute di Yogya, Bandung, Semarang, Palembang dan Lampung .
"Coba lihat saja yang ditulis media, benar kok itu memang rute-rute yang ditutup," paparnya.
BACA JUGA: Regulasi Hambat Industri Kelautan
Nilai rupiah yang sempat melemah yang berdampak pada kenaikan harga avtur, diakui Riswanto ikut berkontribusi dalam pembengkakan utang kepada Pertamina. "Merpati bukan satu-satunya, coba tanya ke operator penerbangan lain, mereka juga mengalami hal serupa," bebernya.
Saat ini kata Riswanto, manajemen baru Merpati yang baru berusia 85 hari tengah membuat tim restrukturisasi yang dipimpin PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Tim ini akan memilih rute-rute penerbangan dengan pendapatan yang bagus.
Seperti diketahui, PT Pertamina telah menghentikan pasokan avtur (bahan bakar pesawat) ke PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) ke beberapa rute penerbangan.
Penghentian pasokan avtur tersebut dilakukan Pertamina sesuai dengan perjanjian dengan Merpati sebelumnya, bahwa utang penerbangan pelat merah itu tak boleh lebih di atas Rp 100 miliar.
"Sesuai komitmen dengan Merpati, mereka akan menjaga hutang current kurang dari Rp 100 miliar, tapi tidak bisa terlaksana sampai batas waktu yang kami tentukan, maka akhirnya beberapa lokasi pasokan avtur distop," ucap Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir pada JPNN, Selasa (22/10).
Dengan kata lain utang Merpati kini sudah lebih dari Rp 100 miliar. "Utangnya sudah sekitar Rp 119 miliar," pungkas Ali. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dijatah 30 Persen Saham Inalum, Sumut Harus Siapkan Rp2,8 T
Redaktur : Tim Redaksi