jpnn.com - JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali mengeluarkan warning kepada warga Karo, Sumut, untuk tidak mendekati gunung Sinabung. Hingga kini, gunung tersebut masih terus meletus tanpa henti dan memuntahkan banyak material vulkanik.
Kepala PVMBG Hendrasto menuturkan, hingga kini Gunung Sinabung masih berstatus Siaga sejak ditetapkan pada 3 November 2013. Bahkan, status gunung tersebut sempat naik menjadi Awas seiring meningkatnya aktivitas vulkanik.
BACA JUGA: Tak Ambil Kartu Ujian, 493 Pelamar CPNS Pekanbaru Gugur
Beberapa waktu terakhir, Sinabung erupsi tanpa henti dengan mengeluarkan aneka material panas. "Erupsinya terjadi setiap hari," tutur Hendrasto di Jakarta Kamis (23/10).
Berdasar laporan pos pantau Sinabung, kemarin saja hingga siang terjadi tiga kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 2.500-3.000 meter ke arah selatan. Semburan abu mencapai ketinggian hingga 1.000 meter. Selain itu teramati pula guguran lava sejauh 1.000 kilometer ke arah tenggara.
BACA JUGA: Tebang Pohon Jati, Mbah Harso Ditahan Polisi
Tercatat pula 93 kali gempa guguran, 58 kali gempa low frequency, dan 29 kali gempa hybrid. Karena itu, pihaknya memutuskan untuk mempertahankan status siaga tersebut. Status gunung berapi berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya kepada masyarakat, khususnya di sekitar gunung.
Berkaitan dengan status tersebut, dia kembali mengingatkan warga agar menjauhi zona merah Sinabung. Yakni, radius 3 km dari puncak dan 5 km dari puncak khusus sisi selatan dan tenggara. Warning itu disampaikan setelah sejumlah warga diketahui memasuki radius bahaya. "Jangan sampai kejadian awal Februari lalu yang menewaskan 17 orang terulang kembali," tuturnya.
BACA JUGA: Bareskrim Bidik Bupati Muratara Kasus Suap Penerimaan CPNS
Kejadian yang dimaksud adalah luncuran awan panas yang menghantam desa Sukameriah pada 1 Februari lalu. Kala itu, sejumlah orang diketahui berada di desa tersebut dengan alasan berziarah dan sekadar berkunjung ke kampungnya yang sudah tertutup abu. Mereka masuk lewat jalur tikus, karena jalur-jalur utama dan alternatif menuju desa Sukameriah ditutup oleh aparat.
Hendrasto mengingatkan, awan panas bisa meluncur dengan kecepatan 700 kilometer per jam. "Suhunya bisa mencapai 600 derajat Celsius," terangnya. Dengan kekuatan dahsyat itu, mustahil orang menghindar, jika sudah telanjur berada di jalur luncuran awan panas. Bisa dipastikan juga dia tidak akan selamat karena panasnya suhu awan.
Hendrasto menambahkan, amuk Sinabung belum akan mereda dalam waktu dekat. Dia mengakui, masa erupsi Sinabung saat ini adalah yang terlama sepanjang sejarah gunung setinggi 2.460 meter itu. Pihaknya hanya bisa memantau perkembangan, hingga gunung tersebut kembali tenang sembari meminta warga menjauh dari Sinabung.(byu/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Pencabulan Nikahi Sang Korban di Kantor Polisi
Redaktur : Tim Redaksi