jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo ketika mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (17/6) menunjukkan ketidaksukaannya ketika mengetahui dwelling time atau waktu tunggu bongkar muat peti kemas masih di atas lima hari. Presiden yang beken dengan nama sapaan Jokowi itu bahkan mencecar Menteri Koordinator Maritim, Indroyono Soesilo, Direktur Utama PT Pelindo RJ Lino serta pejabat Bea Cukai Kementerian Keuangan soal dwelling time di Pelanuhan Tanjung Priok yang masih lama.
Saab itu, Jokowi memang tidak mendapat jawaban pasti. Namun, kini presiden yang juga berlatar pengusaha furnitur itu sudah tahu penyebab lamanya waktu bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
BACA JUGA: Sekarang Kirim dan Terima Uang Lebih Mudah Lewat Alfamart Saja
Menurut Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, saat ini Jokowi sudah mengetahui pihak-pihak yang membuat dwelling time di Tanjung Priok masih lama. “Nanti tunggu saja siapa yang akan dipecat segera," ujar Andi di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6).
Meski demikian, Andi enggan mengungkapkan identitas orang-orang yang akan dipecat karena dianggap menghambat proses keluar ataupun masuknya barang di pelabuhan peti kemas Tanjung Priok. Ia memberi sinyal, pemecatan bisa dilakukan pada para pejabat di lingkungan BUMN yang berkaitan dengan pengaturan dwelling time.
BACA JUGA: Di Mana Saja Lokasi Program Sejuta Rumah? Ini Jawabnya
"Presiden sudah sangat keras, sudah sangat jelas. Kalau hal sepenting itu jadi prioritas presiden tidak dilakukan secara serius, presiden tidak ragu untuk segera mengganti posisi yang relevan. Apakah itu jabataan di tingkat direksi BUMN atau eselon di kementerian," tegas Andi.
Sebelumnya, Jokowi menginginkan rata-rata dwelling time menjadi 4,7 hari. Untuk Tanjung Priok, rata-rata dwelling time diklaim pada angka 5,5 hari. Namun, kenyataannya ada yang mencapai 20-25 hari.(flo/jpnn)
BACA JUGA: Gubernur BI Dinilai tak Becus Kelola Rupiah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung Jokowi Tindak Ketidakberesan di PT Pelindo II
Redaktur : Tim Redaksi