Awas, Jangan Korbankan Indonesia demi Lebaran Kuda

Kamis, 17 November 2016 – 05:50 WIB
Boni Hargens. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengkhawatirkan ancaman terhadap kebhinnekaan dalam pilkada saat ini. Menurutnya, harus ada upaya untuk melawan aktor-aktor politik yang ingin merusak kebhinnekaan.

Boni mengatakan hal itu dalam acara diskusi bertema Membaca Tanda Sejarah, Menjaga Indonesia Bhinneka yang digelar dalam rangka deklarasi Front Pembela Indonesia (FPI) Bhinneka di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (16/11). “Aktor politik ini entah berpikir apa. Aksi 4/11 (aksi demonstrasi 4 November, red) sampai lebaran kuda ini antitesis dari membangun ke-Indonesia-an,” katanya.

BACA JUGA: Jangan Lagi Ada Prasangka dan Rasa Curiga

Istilah lebaran kuda yang dirujuk Boni adalah pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono pada saat jumpa pers menyikapi rencana aksi 4/11 pada awal November lalu. Presiden RI Keenam itu menegaskan bahwa unjuk rasa akan terus ada hingga lebaran kuda sepanjang tuntutan pedemo tidak dipenuhi.

Lebih lanjut Boni mengatakan, kebhinnekaan sudah menjadi roh bagi Indonesia. Menurutnya, kebhinnekaan justru membawa maslahat bagi Indonesia.

BACA JUGA: Menyongsong Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2017

Karenanya, sambung anggota Dewan Pengawas LKBN Antara itu, segala upaya yang mengancam kebhinnekaan Indonesia harus dilawan. Alasannya, agar Indonesia tidak terseret ke perpecahan.

“Kalau kita komit dengan ke-Indonesia-an, kita harus bersatu melawan ancaman. Jangan kembali pada kehancuran,” pungkas Boni.

BACA JUGA: E-Government Terintegrasi Kikis Inefisiensi

Sedangkan Koordinator FPI Bhinneka Abi Rekso mengatakan, menjadi mayoritas bukan berarti harus memaksakan kehendak. Sebab, katanya, semua pihak harus taat pada konstitusi.

“Kita punya konstitusi, jadi mari kita hormati. Rumah Indonesia yang menghormati keragaman harus kita pertahankan,” katanya.

Selain itu dia juga melihat adanya upaya pihak-pihak yang mengganggu kebhinnekaan ternyata ditunggangi agenda untuk mendongkel Presiden Joko Widodo. Padahal, kata Abi, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu memegang mandat konstitusional.

“Jangan pernah ada niat untuk mengkhianati hasil Pemilu 2014, karena rakyat mencatat dan tak akan mudah dihasut. Kami berdiri bersama Jokowi,” tegasnya.(rmo/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Benar Ada Upaya Kudeta? Nih, Kenali Dahulu Prasyaratnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler