Awasi, Jangan Sampai Anak Salah Pergaulan dengan Kelompok Tukang Tawuran

Minggu, 13 September 2020 – 17:16 WIB
Tawuran antarwarga. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Oriza Sativa mengungkapkan penyebab anak terlibat dalam aksi kekerasan seperti tawuran yang terjadi di beberapa tempat di Jakarta melalui pergaulan. Sebab, dalam  diri seseorang di sebuah kelompok ada  proses deinduviliasi. 

"Karena seorang anak anteng-anteng di rumah, dia rajin salat, rajin ke gereja. Ketika dia sudah berkumpul dengan komunitasnya, dengan lingkungannya dengan gengnya, itu terjadi proses yang kita sebut deinduviliasi," kata Oriza saat berbincang dengan jpnn.com.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anies Baswedan Kok Diserbu Kabinet Jokowi, Seandainya Lockdown 6 Bulan Lalu, Aturan Baru BKN untuk PNS

Oriza mengatakan deinduviliasi merupakan melepaskan kepribadian asal, aslinya dan kemudian kepribadian orang tersebut menjadi kepribadian kelompok itu.

"Kalau kelompoknya beringas ya, dia ikut beringas. Kalau kelompoknya malas-malasan bikin pr dia ikut malas-malasan," kata lulusan Universitas Katolik Soegijapranata itu.

BACA JUGA: Peringatan Psikolog untuk Para Orang Tua, Ini Penyebab Anak Suka Bully dan Tawuran

Jadi, kaya dia fenomena yang terjadi saat ini, jangan melihat personalnya.  Sebab, jika kita berteman dengan orang baik kita menjadi baik. Sementara jika kita berteman dengan yang jahat kita pasti ikut jahat.

"Jadi ini hanya perkara anak-anak yang ikutan," katanya.

BACA JUGA: Tawuran Antarpelajar: Pemuda 17 Tahun itu Tak Berdaya Melawan Celurit Pelaku

Anak-anak terlibat dalam tawuran, kata dia karena pastisipasi, merasa setia kawan. "Takut kalau nggak ikut, nggak setia kawan, nggak keren. Mungkin juga jadi tekanan kelompok," umgkapnya.

Lulusan Universitas Katolik Soegijapranata itu mengatakan tidak hanya soal pola asuh, masalah pergaulan yang salah juga menjadi pemicu anak-anak terlibat dalam aksi kekerasan. Sebab, harga diri anak-anak adalah pertemanan.

"Usia seperti itu (anak-anak) di aktualisasi, sosialisasi dan pertemanan," pungkasnya.(mcr3/jpnn)

 

 

 


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler