Peringatan Psikolog untuk Para Orang Tua, Ini Penyebab Anak Suka Bully dan Tawuran

Minggu, 13 September 2020 – 12:52 WIB
Tawuran. Ilustrasi. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Oriza Sativa mengatakan school from home atau sistem pembelajaran jarak jauh bukan penyebab utama anak-anak terlibat dalam aksi tawuran antarpelajar seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

PJJ, menurutnya, hanya satu dari beberapa penyebab terjadinya tawuran antarpelajar tersebut.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anies Baswedan Kok Diserbu Kabinet Jokowi, Seandainya Lockdown 6 Bulan Lalu, Aturan Baru BKN untuk PNS

"Bisa jadi, satu dari sekian sebab, tetapi tidak menjadi penyebab utama bahwa school from home menjadi penyebab utama itu sangat salah," kata Oriza saat berbincang dengan jpnn.com.

Menurut Oriza, anak-anak tawuran karena tidak bisa memenuhi tuntutan psikologisnya.

BACA JUGA: Marak Tawuran Antarpelajar, Polda Metro Jaya Bentuk Tim Pemburu Kejahatan Jalanan

"Yaitu aktualisasi diri dan sosialisasi, itu yang benar," ungkap Psikolog Klinis Primaya Hospital, Bekasi Barat itu.

Aktualisasi dan sosialisasi yang tidak positif mengakibatkan anak-anak laki-laki terlibat dalam aksi tawuran antarpelajar.

BACA JUGA: Tawuran Berdarah Antarpelajar di Kebayoran Lama, Satu Tewas

Sementara itu, anak-anak perempuan biasanya terlibat kasus perundungan atau bully. Oriza mengaku banyak pasien yang dia tangani mogok sekolah karena jadi korban bully geng-geng tertentu.

Adanya, pandemi sangat mungkin menjadi pemicu anak-anak melakukan hal-hal yang negatif.

"Nggak punya tugas, ulangan, nganggur, ngapain ya, terus terpancing untuk tawuran sangat mungkin," ungkap lulusan Universitas Katolik Soegijapranata tersebut.

Banyaknya waktu untuk bermain gadget memungkinkan anak-anak menggunakannya secara tidak tepat. (mcr3/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler