jpnn.com, JAKARTA - PAM JAYA bekerja sama dengan Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mewujudkan 100 persen cakupan pelayanan air bersih untuk warga Jakarta di 2030.
Direktur Utama PAM JAYA Arief Nasrudin mengatakan bahwa kerja sama itu penting karena dari segi quality control, pihak ITB dapat menganalisis kegagalan struktur untuk mengetahui material yang digunakan pada masa lalu, serta dapat mencegah resiko kegagalan.
BACA JUGA: Gelar Khitanan Massal, DWP PAM Jaya Edukasi Air Bersih untuk Anak-Anak Jakarta
PAM JAYA merasa perlu untuk melibatkan pihak-pihak yang memang memiliki kompetensi untuk melakukan pengawasan tersebut lantaran hingga 2030 akan dipasang pipa sepanjang 7.000 kilometer.
"PAM JAYA perlu melibatkan akademisi untuk dapat membantu dalam percepatan perluasan dalam jumlah yang banyak dengan kurun waktu yang relatif singkat," ungkap Arief dalam keterangan resmi, Minggu (4/2).
BACA JUGA: Seusai Berolahraga di CFD Jakarta, Ganjar & Atikoh Makan Mi Ayam Kaki Lima
Dalam kerja sama dengan ITB, PAM JAYA dapat memanfaatkan keahlian dan pengetahuan dari salah satu universitas terbaik di Indonesia itu.
Salah satunya adalah melakukan quality control terhadap infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dibangun.
BACA JUGA: Kampus Bergerak, Giliran STFT Jakarta Menyampaikan Seruan dari Proklamasi 27
“ITB dapat melibatkan peneliti, akademisi, dan mahasiswa dalam pengembangan teknik dan metodologi untuk memastikan bahwa infrastruktur SPAM memenuhi standar yang telah ditetapkan,” jelas Arief.
Quality control merupakan suatu metode yang digunakan untuk memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun sesuai dengan standar yang ditentukan dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Dalam konteks SPAM, quality control sangat penting untuk menjamin bahwa air yang disediakan aman, berkualitas, dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat tanpa membahayakan kesehatan.
"PAM JAYA berharap riset-riset yang ada di perguruan tinggi serta pengetahuan dari para pengajar dan mahasiswa dapat berkontribusi pada kemajuan industri SPAM,” tutupnya. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi