Keluarga seorang pria berusia 102 tahun yang bunuh diri, setelah diperintahkan meninggalkan rumahnya pasca bencana Fukushima, telah memenangi gugatan kompensasi.
Fumio Okubo mengatakan kepada keluarganya bahwa ia "hidup sedikit terlalu lama" dan mengakhiri hidupnya suatu hari setelah menyadari bahwa ia akan dipaksa keluar dari rumahnya.
BACA JUGA: Tim Hukum Cardinal Pell Ditolak Dapatkan Dokumen Medis Pengadunya
Keluarganya mengajukan tuntutan hukum yang meminta kompensasi lebih dari $ 700.000 (atau setara Rp 7 miliar), mengklaim Okubo -penduduk tertua di desanya yang berjarak 40 kilometer dari pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi yang terkena tsunami -bunuh diri karena perintah evakuasi.
Hakim Hideki Kanazawa mengatakan bahwa Okubo telah tinggal di desa itu sepanjang hidupnya dan menderita rasa sakit yang tak tertahankan atas perintah evakuasi, karena ia merasa kemungkinan dirinya akan meninggal sebelum ia bisa kembali ke rumah.
BACA JUGA: Bank di Australia Kurangi 6000 Pegawai Akibat Otomatisasi
Pengadilan itu mengakui, tindakan bunuh diri tersebut terkait dengan perintah bahwa ia harus pindah dan ketakutannya bahwa ia akan menjadi beban keluarganya.
Mieko Okubo, 59 tahun, mengatakan bahwa mertuanya mengakhiri nyawanya sendiri karena ia tidak tahan untuk mengakhiri hidupnya di tempat lain.
BACA JUGA: Perusahaan Queensland Akan Produksi Rover Mars untuk NASA
"Butuh waktu lama untuk sampai ke tahap ini tapi saya tak menyerah karena sayalah satu-satunya yang bisa membiarkan orang tahu bagaimana yang dirasakan mertua saya," kata Mieko Okubo.
"Saya harap ia sekarang akan beristirahat dengan tenang."
Pengacara keluarga itu, Yukio Yasuda, mengatakan bahwa ini adalah keputusan penting.
"Pengadilan mengakui hubungan kausal antara bunuh diri dan bencana nuklir," kata Yasuda.
Okubo adalah satu dari 160.000 orang yang diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka di sekitar pabrik tersebut setelah pemerintah mengumumkan adanya evakuasi.
TEPCO, operator reaktor tersebut, telah diperintahkan untuk membayar $ 180.000 (atau setara Rp 1,8 miliar) kepada keluarga tersebut dan belum menanggapi keputusan tersebut.
Operator itu elah dipaksa untuk membayar ganti rugi atas dua kasus bunuh diri lainnya yang melibatkan mantan penduduk Fukushima yang bunuh diri setelah meninggalkan rumah mereka.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Nasional Australia Barat Tarik Dukungan Terhadap Barnaby Joyce