jpnn.com - CILEGON - Motif pembunuhan sadis yang diduga melibatkan ayah kandung, ibu tiri, dan adik, terhadap Ferdi Hariyadi (20) dengan cara dikarungin lantas dibuang hidup-hidup ke sungai, semakin terkuak.
Berdasar keterangan sejumlah RT 03 RW 03 Lingkungan Jerang Ilir, Karangasem, Cilegon, si ayah Masriya bin Darfi, Iroh Rohaeni (ibu tiri), dan Firman Ariyadi (adik kandung), merasa malu terhadap kondisi Ferdi yang memiliki keterbelakangan mental (Ferdi).
BACA JUGA: Pria Ini Hobinya Intip Perempuan Ganti Baju, Kepergok Warga, Begini jadinya
Dugaan bahwa peran ibu tiri korban, Iroh Rohaeni juga menguat. Sebab dia kerap mengeluhkan keberadaan korban.
Warga juga menilai ada peran besar ibu tiri dalam kasus pembunuhan itu. "Kemungkinan besar karena terlalu banyak tuntutan dari pihak perempuan. Sampai-sampai rumahnya pun dijual. Nah, setelah dijual si istri tidak mau melihara Ferdi. Di situlah titik awal masalahnya," ungkap Sirajudin, salah seorang tokoh masyarakat setempat, Jumat (9/10).
BACA JUGA: Duh.. Teganya Bunuh Rekan Kerja hanya karena Masalah Asmara
Ibu tiri korban memang sering menolak kehadiran Ferdi di tengah-tengah keluarga mereka. Sifat si ibu tiri juga terkesan matre membuat ayah korban tertekan mengahadapi kemelut kehidupan mereka.
"Iroh itu memang pinginnya misah dengan Ferdi. Masriya bingung karena namanya juga anak sendiri," terangnya.
BACA JUGA: Walahââ¬Â¦ Oknum Guru SMP Peluk-Peluk dan Cium Bibir Muridnya Di Ruangan, Begini Jadinya
Sejak Masriya berkenalan dengan Iroh, lanjutnya, sifat Masriya berubah drastis. Karenanya dia menduga Iroh punya peran besar sehingga Masriya tekad menghabisi anaknya secara keji. "Sebelum menikah dengan Iroh, Masriya itu dikenal baik oleh masyarakat sini," tandasnya. (nal/igo/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alamak! Uang untuk Bayar Utang Di Kampung Raib Dirampas Penjambret Sialan
Redaktur : Tim Redaksi