Ayah Pelaku Pembunuhan di Lombok Tengah Ungkap Fakta Baru, Tak Curiga

Kamis, 05 Januari 2023 – 21:28 WIB
Ariah (55) ayah dari pelaku MR saat ditemui di kediamannya. Foto: Edi Suryansyah/JPNN.com

jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Ayah dari pelaku pembunuhan FS, 19, mengungkap fakta baru sebelum korban tewas di tangan suaminya inisial MR (21) bersama kakak ipar dan mertuanya. 

Tragedi tragis itupun berlangsung di rumah korban di Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, NTB pada Selasa (3/1) kemarin. 

BACA JUGA: Pengakuan Tetangga Soal Perempuan yang Dibunuh Suami di Lombok, Ternyata

Ariah (55) ayah dari pelaku MR dengan gamblang mengaku bahwa korban FS sempat memberikan suaminya uang bensin sebelum pergi mengantar dirinya ke kebun untuk memetik sayur pakis.

Selain itu, Ariah tidak pernah menyangka jika kedua anak, dan istrinya akan tega menghabisi nyawa menantunya itu.

BACA JUGA: Terlibat Pembunuhan Berencana, Satu Keluarga di Lombok Tengah Ditangkap Polisi

"Saya gak curiga apa-apa karena mau pergi ke kebun. Dia (korban) baik-baik waktu saya pagi itu. Suaminya juga sempat minta uang buat beli bensin," kata Ariah di rumahnya, Kamis sore (5/1).

Ariah sendiri juga mengaku jika dirinya melihat langsung korban meminta pelaku MR untuk mengambil uang di bawah selimut di kamar tempat korban meninggal dunia. 

BACA JUGA: Wanita yang Dibunuh Suami di Lombok Dimakamkan di Kampung Halaman

Hal itulah membuat dirinya tidak pernah menyangka kejadian tragis itu akan menimpa keluarganya. 

"Dia suruh suaminya ambil uang di bawah selimut di dalam kamarnya," ucap Ariah.

Setelah itu, sekitar pukul 08.00 WITA pagi, Ariah diantar ke ladang oleh MR. Sesampai di ladang, Ariah langsung meminta agar pelaku MR pulang dengan hati-hati.

"Saya diantar sampai jembatan Kembar namanya di tengah hutan. Pas itu, dia katanya mau lihat buah durian," ujarnya.

Setiba di sebuah pondokan di tengah hutan, Ariah sempat beristirahat setelah memetik sayur pakis.

Selang beberapa menit saat setelah azan zuhur, tiba-tiba kakak pelaku inisial S, 28, mengikat kaki korban datang.

"Nah di sana saya dipanggil oleh kakaknya pelaku ini pas azan zuhur itu. Pas sampai rumah banyak orang di pinggir jalan pakai motor," tuturnya.

Sesampainya di rumah, dia sontak sangat kaget karena melihat orang sudah ramai memenuhi pekarangan rumahnya.

"Kaget saya kok banyak orang. Saya kira mati biasa tidur di kasur," katanya.

Setelah berdiri di halaman rumah TKP korban dibunuh oleh MR, S bersama IS, 46, istri dari Ariah, sempat dilarang untuk masuk melihat jenazah korban yang seolah-olah tewas gantung diri di pintu kamar korban.

"Saya ditahan oleh warga minta jangan pegang jenazah korban nanti pas datang petugas baru dipegang," ujarnya.

Akhirnya, Ariah pun paham jika jenazah korban meninggal dengan cara yang begitu aneh.

Sariah pun akhirnya paham kenapa tidak boleh memegang jenazah korban yang dalam posisi tergantung di dalam kamar.

"Setelah itu saya langsung duduk lemas. Saya gak curiga apa-apa awalnya karena pergi ke kebun. Saya gak curiga ke hal-hal aneh," pungkasnya.(mcr38/jpnn) 


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Edi Suryansyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler