Ayo Muter-muter Wisata Semarang Ora Mbayar

Minggu, 08 Oktober 2017 – 11:51 WIB
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Foto: Jawa Pos Radar Semarang

jpnn.com, SEMARANG - Kota Semarang terus berbuat untuk menggenjot jumlah kunjungan wisata. Salah satunya dengan meluncurkan bus tingkat wisata gratis bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke objek-objek wisata di kota lumpia.

Bus tingkat gratis itu di-launching dalam rangka Hari Perhubungan oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Senin (2/10). Bus Wisata itu membawa brand ‘Ayo Muter-Muter Semarang’. Dengan bus double decker (tingkat dua) berwarna merah tersebut wisatawan bisa berkeliling ke sejumlah tempat wisata dengan gratis.

BACA JUGA: Alam Bawah Laut Indonesia Idola Baru Timteng

“Bagus! Double Decker Bus, seperti di London yang khas. Memberikan fasilitas dan kemudahan akses di destinasi, gratis lagi,” sebut Menpar Arief Yahya.

Di Eropa dan Amerika, bus untuk city tour itu selalu ada, terjadwal, dan berbayar. Bus itu putar-putar kota, sampai menjangkau semua destinasi yang ada di kota itu. Sekali bayar, orang bisa naik turun di mana saja, halte yang sudah disediakan.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia Hadirkan Taman Borobudur di Vatikan

“Apa yang dilakukan oleh Kota Semarang itu bagus. Dan kalau sudah mulai ramai, private sector bisa ikut berinvestasi di akses muter-muter itu. Tinggal menemukan model bisnis-nya saja,” kata Arief Yahya.

Bus dengan tagline "Yuk Muter-muter Semarang" itu cukup menarik perhatian karena ukurannya yang besar dengan kapasitas 12 penumpang di lantai dasar dan di lantai atas menampung 58 orang. Kursinya cukup nyaman di gunakan, bahkan ada fasilitas untuk difabel di kursi kanan dan kiri.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia Sihir Mal Terbesar di Oman

Walikota menyebutkan bahwa hal ini terkait instruksi presiden yang disampaikan melalui amanah Menteri perhubungan untuk meningkatkan pelayanan transportasi yang prima, yaitu aman, nyaman, dan selamat serta meningkatkan sector pariwisata di Kota Semarang dengan menghubungkan obyek-obyek vital yang ada di Kota Semarang.

”Di Indonesia devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata sudah menggeser penerimaan dari migas. Jadi pariwisata saat ini cukup dominan memberikan masukan bagi bangsa ini. Nah di Semarang sektor parwisata tersebut kita upayakan dengan meluncurkan bus tingkat wisata ini,” tutur

Pria kelahiran Kota Semarang itu pun mengungkapkan jika dirinya memang sedang fokus menggarap sektor pariwisata di Kota Semarang agar dapat semakin tumbuh dan menggeliat. Sehingga perhotelan di Semarang yang sekarang jumlahnya sudah mencapai sekitar 300an, restoran 800an, dan pelaku wisata mencapai ribuan bisa tumbuh. ”Pelayanan ini kita harapkan akan mampu meningkatkan pariwisata di Kota Semarang, Biayanya gratis. Setiap hari Senin-Kamis 3 trip pagi, siang, sore. Hari libur 4 trip pagi, siang, agak sore, dan sore,” tegasnya.

Adapun rute trip bus tingkat wisata Kota Semarang tersebut setiap harinya adalah Museum Mandala Bakti-Jalan Imam Bonjol-Stasiun Poncol-Stasiun Tawang-Taman Srigunting-Jalan Pemuda-Lawang Sewu-Jalan Pandanaran-Simpang Lima-Jalan Pandanaran-Kampung Pelangi--Sam Po Kong-Bundaran Kalibanteng-Jalan Jenderal Sudirman-Tugu Muda- dan berakhir kembali di Museum Mandala Bhakti.

Hendi juga membeberkan jika anggaran yang dikeluarkan untuk membeli satu unit bus tersebut adalah sekitar Rp 3,5 miliar. Namun Hendi yakin dengan bus tersebut bisa memajukan pariwisata Kota Semarang. "Tahun depan kita anggarkan lagi supaya makin banyak, rute yang terjangkau juga makin banyak," tandasnya.

Tidak hanya keliling ke tempat-tempat wisata dan melihatnya, di dalam bus juga disediakan pemandu wisata yang akan menjelaskan destinasi-destinasi yang dilewati.

Hendi menghimbau agar masyarakat ikut bersama merawat bus tingkat tersebut dan tidak berbuat iseng seperti mencoret-coret bus. "Mudah-mudahan awet. Masyarakat juga pelihara, jangan naik terus corat-coret," pungkasnya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Soetta Peringkat ke-7 Dunia dan Nomor 2 Asia Pasifik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenpar  

Terpopuler