jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI M. Azis Syamsuddin mengapresiasi komitmen TNI yang terus melakukan pengejaran terhadap oknum prajurit yang membelot ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
DPR RI mendukung langkah TNI untuk terus melakukan pencarian terhadap oknum prajurit TNI berinisial LYM yang berpangkat terakhir pratu, dan merupakan anggota di Batalyon Infanteri 410/Alugoro, itu.
BACA JUGA: Prajurit Membelot ke OPM, TNI Beri Dua Pilihan, Menyerah atau Dibabat Sampai ke Akar-akarnya
Pimpinan DPR RI bidang koordinasi politik, hukum, dan keamanan itu menambahkan komitmen TNI melakukan pengejaran dan penindakan sudah baik.
Terutama komitmen yang disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa.
BACA JUGA: Oknum TNI Membelot ke KKB, Jenderal Andika: Senjata Ditinggal, 2 Magasin Dibawa
"Ada beberapa pasal bisa dikenakan terhadap prajurit yang membelot apalagi tidak hadir tanpa izin selam 30 hari. TNI kita bisa memecat yang bersangkutan,” kata Azis Syamsuddin.
Kendati demikian, Azis mengatakan bahwa terungkapnya LYM salah satu prajurit yang membawa 70 butir amunisi beserta magasin saat kabur dari posnya pada Februari 2021, juga menjadi catatan bahwa pengaruh KKB dalam personel TNI cukup mengkhawatirkan.
BACA JUGA: Satgas Nemangkawi Menangkap DPO Pemasok Senjata Api ke KKB
“Ini baru satu oknum, bagaimana jika ada tiga atau empat prajurit yang terlibat," kata mantan ketua Komisi III DPR RI itu.
Menurut Azis, hal ini tentu harus menjadi evaluasi bagi institusi TNI AD. Terlebih, lanjut dia, prajurit tersebut juga tergolong masih muda, dan baru masuk ke kesatuan TNI pada 2015 lalu.
"Dari informasi yang saya dapat, usiannya baru 24 tahun, lahir dan besar di Wamena, dan ditempatkan setelah bertugas di salah satu Batalyon Infantri di Jawa Tengah,” kata wakil ketua umum Partai Golkar ini.
Dalami Penyuplai Senjata Api ke KKB
Sisi lain, Azis Syamsuddin juga meminta Kepolisian mendalami peran sekaligus pihak-pihak di belakang Paniel Kogoya (41), tersangka penyuplai senjata api ke KKB Nduga, Papua.
"Khusus untuk tersangka Paniel Kogoya, saya menduga ada orang kuat yang mem-backup pembelian senjata untuk KKB,” kata Azis.
“Apalagi informasi yang kita ketahui, pembelian senjata itu dengan cara berkomunikasi dengan terpidana Didy Chandra Warobay saat ini mendekam di LP Nabire," lanjut dia.
Menurut Azis anggaran sebesar Rp 1,1 miliar yang dikeluarkan Paniel Kogoya untuk membeli empat pucuk senjata api itu bukan nilai yang sedikit.
Dia mengatakan informasi awal, dana itu dari Ges Gwijangge, anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya.
“Muncul kecurigaan ada penyumbang lain yang ikut membantu pembelian senjata itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut Azis juga berharap, polisi mampu mempertajam peran Didy Chandra Warobay yang saat ini mendekam di LP Nabire.
Menurut dia, apabila diperhatikan terlibat hubungan Paniel Kogoya dan Chandra Warobay ini sangat kuat.
Komunikasi di dalam dan di luar sel bisa begitu masif.
“Artinya, ada pihak lain yang turut membantu dalam proses suplai hingga transaksi yang terjadi. Saya minta Polri mendalami temuan ini," jelas Azis Syamsuddin. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy