Babak Baru Konflik Dualisme Arema

Jumat, 16 September 2011 – 11:19 WIB

MALANG - Konflik dualisme kepemilikan Arema tidak pernah berujungBahkan, perseteruan antara dua kubu di Arema memasuki babak baru

BACA JUGA: Verifikasi AFC-PSSI, Persik Lolos Tim Profesional

Kubu Pembina Yayasan Arema Rendra Kresna mengklaim sebagai pemilik sah dari Arema Indonesia
Mereka menyatakan diri telah menerima mandat terkait kepemilikan Arema dari Bentoel, dalam hal ini diwakili oleh mantan Pembina yayasan, Darjoto Setiawan

BACA JUGA: El Loco Merumput di Putra Samarinda



Dalam rilis yang dikeluarkan oleh media officer Arema, Sudarmaji, terungkap Rendra bertemu dengan Darjoto dan Satrija Budi Wibawa (mantan direktur utama PT Arema Indonesia), di Jakarta, Selasa malam (13/9)
Rendra sendiri, kala itu memang berada di Jakarta, sebelum kemudian bertolak ke Amerika untuk tugas belajar

BACA JUGA: Tak Ada Pelatih, Pemain Persebaya Marah



Dalam kesempatan tersebut, berdasar rilis tersebut, Darjoto menegaskan Arema secara resmi sudah diserahkan kepada publikKata Darjoto, ketika Bentoel menjadi milik BAT dan tidak bisa lagi mengelola Arema, maka Bentoel menyerahkan Arema kepada publikDan ketika itu, Rendra dan Iwan Kurniawan menjadi pihak yang disebut sebagai wakil publik itu.

Pada pertemuan itu, Darjoto pun juga menegaskan bahwa Bentoel juga secara penuh, sudah membeli Arema dari pendiri yayasan, Lucky Acub ZaenalDarjoto pun menyampaikan bahwa pihaknya memiliki bukti hitam di atas putih"Boleh dikatakan, Arema benar-benar menjadi milik Bentoel, yang kemudian oleh Bentoel diserahkan kepada Pak Rendra dan Pak Iwan," kata Darjoto.

Terpisah, menanggapi hal itu, Lucky mengatakan bahwa dirinya menyangsikan kebenaran dari rilis yang dibuat oleh Sudarmaji itu"Saya minta Sudarmaji menjelaskan itu, jangan hanya berani kasak-kusukSaya kenal Sudarmaji, itu dulu sebagai media officerTapi sekarang dia bertindak sebagai apa? Jangan asal omong," ujar Lucky, dalam konferensi pers, di rumahnya, di kawasan Tidar, Malang, siang kemarin (15/9).

Terkait rilis itu, Lucky mempertanyakan, kapan waktu pasti Darjoto menyerahkan pengelolaan Arema kepada Rendra dan Iwan"Apakah itu Selasa kemarin, ataukah itu pada 2009 laluSemua harus dijelaskan," kata dia.

Lucky kembali mengaskan bahwa salah bila Bentoel menyatakan sudah membeli Arema"Ketika itu, Arema bentuknya yayasanMenurut undang-undang, dalam yayasan tidak ada proses jual beli," kata diaAdapun, yang terjadi kala itu hanyalah perubahan kepengurusan"Prinsipnya, seperti itu," tegasnya.

Lucky mengatakan bahwa karut-marut yang terjadi saat ini disebabkan karena keputusan Darjoto yang meninggakan Arema"Kalau pak Darjoto tidak meninggalkan Arema, ini tidak akan pernah terjadiKenapa dia tinggalkan Arema"  kata dia

Lucky juga mengungkapkan kekecewaannya pada Bentoel yang sudah melanggar janjinya sendiri"Ketika saya menyerahkan Arema ke Bentoel, mereka berjanji akan membawa Arema sampai kapan pun," ujar dia.

Lebih lanjut, Lucky juga kembali menegaskan bahwa sampai detik ini dirinya masih memiliki hak dan kewajiban kepada Arema"Saya masih sah sebagai pemegang saham (7 persen) dan tidak pernah ada RUPS apa pun yang mengubah susunan direksi," kata dia.

Meski mempertanyakan kebenaran dari rilis tersebut, namun Lucky menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan perkara iniDia mengatakan, memang ada banyak pihak yang mengusulkan demikian, namun dia menganggap hal itu justru berpotensi mengganggu persiapan tim yang akan menghadapi kompetisi dalam waktu dekat."Tidak semua urusan hukum harus diselesaikan di pengadilan," kata dia

Saat ini, yang bisa dilakukan pihaknya, juga pihak lain adalah menyerahkan semua persoalan kepada PSSI"Masalah ini jelas tidak bisa diselesaikan secara internal karena dua pihak sama-sama ngototJadi, PSSI-lah yang harus segera memutuskan," tandasnya. 

Situasi itu direaksi Aremania dengan rencana aksi turun ke jalan hari iniAksi tersebut akan mengambil start  di depan stasiun Kota Baru, pada pukul 13.00Tuntutan mereka kali ini adalah meminta agar Arema bentukan MNur cs dibubarkan. 

Lucky yang namanya disebut-disebut sebagai pihak MNur mengaku tidak keberatan dengan demo tersebut"Sekalipun mereka demo di depan rumah saya, saya tidak keberatanAsalkan, demo itu tidak anarkisPintu rumah saya terbuka bagi siapa saja," ujarnya.

Hanya, Lucky menegaskan bahwa dirinya menolak disebut sebagai pihak yang berada di kubu MNur"Kalau saya ada di antara pak Nur, itu adalah keharusan, mau atau tidak mau, suka atau tidak sukaSebab, beliau masih resmi sebagai Ketua YayasanDan niat saya adalah ingin Arema tetap berjalan sesuai relnya," tegas dia(muf/jpnn/aww)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Format Dua Wilayah Kian Ditentang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler