jpnn.com, JAKARTA - Non-Fungible Token (NFT) belakangan tengah booming karena pergeseran tren struktur sosial ekonomi dunia.
NFT menjadi instrumen yang populer untuk memasarkan berbagai jenis produk dalam setahun terakhir. Berdasarkan data dari laman nonfungible.com, pada 2020 transaksi di pasar NFT meningkat 66 persen dengan nilai transaksi mencapai USD 250 juta.
BACA JUGA: L Project Meluncurkan Platform Online Karya Seni, Kolektor dan Seniman Perlu Tahu
Investasi pada aset NFT pun ikut tumbuh pesat hingga 299 persen. Kenaikan investasi NFT ini nampaknya tak terlepas dari popularitas cryptocurrency seperti Bitcoin yang juga kian meroket.
Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif (BKRAF) Denpasar, I Putu Yuliartha menilai NFT seperti menjadi cara baru untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Mulai dari karya seni hingga berbagai item unik telah dijual sebagai NFT seharga jutaan dolar.
BACA JUGA: PANDI dan Koseta Ciptakan Platform Ecommerce Karya Seni Indonesia
Terkait itulah BKRAF Denpasar bekerja sama dengan Kepeng.io meluncurkan Bali Blockchain Center pada (16/10) lalu. Kepeng merupakan utility token dan investasi yang dikembangkan sebagai aset digital berbasis Teknologi Blockchain.
Token Kepeng (KPG) disiapkan untuk ekosistem pariwisata, seni, dan budaya. Kepeng membangun ekosistem dan memberdayakan komunitas untuk terus tumbuh dan membawa Bali ke panggung digital yang berbasis teknologi blockchain dan cryptocurrency.
BACA JUGA: Keren, Bung Karno Ternyata juga Memiliki Rekam Jejak Karya Arsitektur dan Seni
Penjualan Token Kepeng (KPG) secara publik/Public Sales akan dibuka mulai tanggal 20 Oktober 2021 dengan nilai USD 1 untuk tiap 1 KPG.
Menurut Putu Yuliartha, peluncuran Bali Blockchain Center bertujuan meningkatkan literasi masyarakat dalam pemahaman terkait teknologi crypto-currencies dan blockchain.
Pendirian Bali Blockchain Center ini diarahkan untuk menjadikan Kota Denpasar sebagai salah satu pusat pengembangan teknologi blockchain dan tokenisasi dunia dalam jangka panjang.
"Sehingga, dapat mengembangkan diri di dalamnya secara benar dan efektif," kata dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (28/10).
Putu Yuliartha menilai blockchain merupakan teknologi baru yang memerlukan pemahaman dan sejumlah referensi teknologi terkini.
"Sasaran utama pendirian Bali Blockchain Center adalah kalangan mahasiswa dan masyarakat peminat aset kripto di Kota Denpasar," ungkap dia.
CEO Kepeng.io, I Gede Putu Rahman Desyanta mengatakan Kepeng.io membentuk Baliola.com sebagai ekosistem.
Kepeng.io adalah marketplace yang menjual produk kreatif seniman baik digital maupun non digital dalam bentuk NFT (Non-Fungible Token).
Perilisan versi Beta dari Baliola menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh setiap seniman dan penggiat NFT.
"Dengan penerbitan proses minting karya seni menjadi item NFT," kata dia.
Pada proses minting NFT, Ramhan menyebut seniman dapat menentukan pilihan harga jual (price) dalam nilai Token Kepeng (KPG) dapat ditentukan secara mandiri.
"Seniman bisa menentukan dengan tiga pilihan, yakni fix price, timed auction, serta open for bids," ujar Rahman.
Selain itu, kata dia, pada proses minting NFT seniman dapat mengkolaborasikan berbagai komponen pendukung dalam karya seni itu sendiri.
Lebih lanjut, Baliola menyediakan fitur bagi para seniman untuk membuat karya seni mereka memiliki nilai yang lebih tinggi, baik dari segi estetika maupun nilai jual.
Verifikasi karya seni
Hal itu bisa diwujuDkan lewat berbagai properti yang dapat ditambahkan oleh setiap seniman dalam karya seninya di Baliola.com.
"Seperti dokumen pendukung, video, foto, maupun opsi bagi seniman untuk menyertakan karya seninya dalam bentuk fisik," beber Rahman.
Rahman menyebut nantinya setiap seniman yang terdaftar di Baliola.com akan melalui proses validasi terlebih dahulu.
Proses validasi ini akan dilakukan dengan mekanisme online dan offline untuk memastikan bahwa artis yang mendaftar adalah artis yang sebenarnya.
Tim Baliola akan melakukan wawancara dan juga mekanisme untuk memastikan bahwa artis tersebut benar.
"Setelah artis dinyatakan sah, Baliola akan mengeluarkan ID artis tersebut. Seniman yang sudah memiliki ID artis dari Baliola dapat mengunggah karyanya di Baliola," ungkapnya.
Selanjutnya, tidak sembarangan, setiap karya seni yang dikirimkan ke Baliola akan memasuki proses verifikasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan keaslian setiap karya sehingga setiap karya seni yang dijual di Baliola benar-benar merupakan karya seni yang otentik dan orisinil.
Menurut Rahman, proses verifikasi adalah proses yang memastikan bahwa karya seni yang dikirimkan berasal dari seniman yang mengirimkan karya tersebut.
"Proses ini dilakukan oleh tim khusus binaan Baliola dan dilakukan dengan menggunakan mekanisme online dan offline," tegas Rahman. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia