jpnn.com, JAKARTA - L Project meluncurkan platform online barang seni yang menjadi solusi bagi kolektor dan seniman sekaligus.
Menjadi solusi bagi kolektor, karena memang mencari barang seni yang bagus dan bisa dijamin keasliannya susah-susah gampang. Jika salah mengakses situs, bisa menjadi korban penipuan jual beli karya seni.
BACA JUGA: Raisa Sebut Pekerja Seni Sangat Terdampak Pandemi Covid-19
Begitu juga seniman. Salah memilih koneksi atau bahkan tidak memiliki jaringan ke pasar global juga akan sulit mengembangkan diri.
”Dari hasil riset membuktikan, bahwa 60 persen transaksi penjualan karya seni itu dalam bentuk digital. Dulu hal ini seperti mustahil, orang membeli karya seni via online,” ulas CEO L Project Ali Kusno Fusin dalam peluncuran platform digital seni L Project di Ballroom Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/4).
BACA JUGA: 101 Karya Maestro Seni Kelas Dunia Siap Dilelang
Ali Kusno mengatakan, zaman sudah berubah. Pasar kolektor seni kian bergeser.
Dari yang awalnya didomininasi usia 60 tahun ke atas, kini kolektor yang membeli karya seni rata-rata usia 40 tahunan. ”Ke depan mungkin bisa lebih muda lagi,” imbuhnya.
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Warga di Sekitar Bandara Dhoho Kediri
Untuk bisa merangkum semua kebutuhan pasar dan seniman, pihaknya hadir dengan platform online yang khusus menjual sejumlah karya seni.
Dirinya mengajak seniman muda untuk membuat karya sebagus mungkin untuk ditawarkan ke pasar global yang lebih luas, sebagai mitra L Project.
”Kami bahkan menciptakan ruang pameran virtual (virtual exhibition). Sehingga seniman bisa leluasa memamerkan karya mereka setiap hari. Calon buyer pun bisa leluasa melihat dan memilih dengan seksama barang-barang seni yang mereka mau,” paparnya.
Ali melanjutkan, tidak hanya itu, yang terpenting adalah dirinya bisa menjamin keaslian barang seni, baik lukisan, patung, seni cetak, dan semua yang ada di situs mereka adalah asli.
”Karena sekarang ini pemalsuan barang seni semakin marak. Di L Project kami hanya menampilkan barang seni yang sudah melalui proses kurasi oleh kurator dan galeri. Jadi sudah pasti asli,” jaminnya.
Chairman of Satupena Nasir Tamara, salah satu pembicara dalam diskusi seni Indonesian Arts: Entering the Global Market di tempat yang sama, mengatakan, tren membeli barang seni via online memang meningkat. Namun, selama ini hanya dijual di platform e-commerce umum.
”Karena platform jualannya tidak pas, jadi tidak menemukan pasarnya. Kalaundi L Project, orang yang datang sudah pasti adalah calon buyer untuk membeli barang seni,” ulasnya.
L Project adalah sister company dari Linda Gallery yang sudah memiliki galeri seni di Beijing, Singapura, dan Indonesia sejak 1990. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad