Baca! Kisah Pasien Positif Corona saat Menghadapi Masa Sulit Sendirian

Jumat, 17 April 2020 – 06:18 WIB
Ilustrasi petugas medis Corona. Foto: Antara

jpnn.com, KEDIRI - Seorang pasien positif corona akhirnya berhasil sembuh melawan sakitnya di Rumah Sakit Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri, Jatim.

Pasien dengan kode Kediri Kota 2 itu akhirnya dinyatakan sembuh covid-19 setelah dirawat di rumah sakit selama 18 hari. Hasil tesnya diterima pada hari Minggu 12 April 2020 dinyatakan negatif.

BACA JUGA: PDP Meninggal di Usia Muda, Baru Pulang dari Yogyakarta

Setelah dinyatakan sembuh, Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengadakan wawancara dengan aplikasi video conference Zoom pada pasien Kediri Kota 02.

“Pada saat saya kena, belum ada imbauan untuk orang sehat mengenakan masker. Jadi kemungkinan saya kena dari pembawa virus yang tanpa gejala,” kata pasien perempuan tersebut.

BACA JUGA: Dua Bayi Asal Sleman Berstatus PDP COVID-19 Meninggal Dunia

Dia mengingat bahwa rute kesehariannya hanya dari kantor ke rumah. Tidak pernah mampir ke mana-mana. Apalagi ke pusat keramaian.Dia tak punya riwayat bepergian dari kawasan yang terinfeksi.

Sampai kemudian, dia merasakan demam lebih dari 38 derajat celcius. Malam pada saat demam, dia mulai mengisolasi diri dan menjauh dari keluarganya.

BACA JUGA: 71 Orang Sempat Kontak Fisik dengan Pasien Positif Corona di Tempat Ini

Padahal hatinya saat itu sedang berbunga. Dia ingin selalu berdekatan dengan keluarga karena dia memiliki bayi yang usianya masih 11 bulan.

Dia pun mencoba minum obat penurun panas. Namun, panas tetap pada angka 38-39 derajat celcius.

Pada hari kedua, perempuan ini berobat ke dokter dan mengikuti tes laboratorium. Pada hari keempat, dia kembali ke dokter dan kembali tes laboratorium.

“Pas hari keempat ini mulai merasakan batuk kering,” kata pasien.

Pada saat itulah, dia mulai dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simpang Lima Gumul Kediri.

Kondisinya semakin menurun. Pada hari ketiga, saat dirawat di RSUD mulai batuk tidak berhenti, hingga sesak napas. Perempuan berjilbab ini harus menggunakan oksigen untuk membantu pernapasan.

Kondisi mulai membaik setelah hari kelima. Meski begitu, setiap makan rasanya masih tawar semua. Makanan yang masuk ke mulut tidak ada rasanya.

Hal yang tak kalah menyedihkan, semua itu harus dijalani sendirian sebab tidak boleh ada yang menjenguk. Bahkan keluarga pun tidak boleh ada yang mendekat.

“Pada saat pertama kali dinyatakan positif, rasanya down dan sedih yang mendalam. Tapi alhamdulillah, karena dukungan keluarga dan juga petugas medis yang selalu memberikan dukungan dan semangat, maka saya jadi optimis untuk sembuh,” kenang pasien.

Sampai akhirnya, dia betul-betul sembuh dan keluar dari rumah sakit. Dalam wawancara jarak jauh tersebut, dia juga menyampaikan terima kasih kepada Walikota Kediri dan jajaran Pemkot Kediri. Terima kasih juga dia sampaikan untuk semua tenaga medis yang sudah merawatnya.

Perhatian dari Pemkot Kediri tak hanya untuk pasien tapi juga untuk keluarga dan masyarakat di Kelurahan Balowerti tempat pasien tinggal. Hal itu membuat pasien menjadi  tenang. 

“Masyarakat Balowerti memang sangat bagus, khususnya dalam hal tolong menolongnya. Saya acungi jempol untuk masyarakat di sana atas kebersamaannya,” kata Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar.

Selebihnya, pasien ini memberi semangat kepada pasien yang dinyatakan positif untuk tetap semangat dan tidak stres.

“Ikuti anjuran dokter. Hindari melihat berita yang tidak perlu misalnya tentang Corona dan husnudzon kepada Allah,” pesannya.

Kepada masyarakat Kota Kediri pada umumnya, dia berpesan untuk mencegah rantai penularan Covid-19. Caranya terus mengikuti anjuran pemerintah. Menggunakan masker, cuci tangan, physical distancing dan menjalankan pola hidup sehat.

“Tetap waspada tapi tak perlu takut berlebihan,” pesan pasien mengakhiri wawancara dengan walikota. (ngopibareng/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler