jpnn.com, JAKARTA - Terdakwa perkara penyebaran kabar bohong Ratna Sarumpaet menyampaikan nota pembelaan atau pleidoi pada persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (18/6). Ratna dalam pleidoinya merasa kebohongannya telah dipolitisasi.
Dengan berurai air mata, Ratna menyatakan bahwa kebohongannya soal penganiayaan tidak ada kaitannya dengan politik. Alasannya, kebohongannya untuk menutupi operasi plastik.
BACA JUGA: Sidang Sengketa Pilpres, BPN: Perjuangan Bukan Hanya untuk Prabowo - Sandi
“Sulit dipungkiri betapa kasus berita bohong yang menimpa saya sudah sejak awal sarat dengan politisasi. Media massa, media sosial, politisi bahkan proses penyidikan saya berusaha keras menggiring opini publik seolah saya telah dengan sengaja menciptakan dan menyebarkan kebohongan demi kepentingan salah satu pasangan calon presiden,” ujar Ratna di kursi terdakwa PN Jaksel.
BACA JUGA: JPU Minta Majelis Hakim Ganjar Ratna Sarumpaet dengan 6 Tahun Penjara
BACA JUGA: BPN Minta LPSK Lindungi 30 Saksi Sengketa Pilpres
Mantan pentolan di Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno (BPN Prabowo - Sandi) itu mengatakan, keterangan saksi dan ahli dalam persidangan menguatkan pernyataannya bahwa tidak ada motif politik dalam kebohongannya. Seluruhnya murni kebohongan biasa untuk menutupi kenyataan.
Ratna juga mengatakan, kebohonganya tidak menimbulkan kebencian atau permusuhan di tengah masyarakat. Dia mengaku berbohong kepada anak-anaknya untuk menutupi soal operasi plastik, tanpa ada unsur niat menimbulkan keonaran.
BACA JUGA: BPN Minta MK Melibatkan LPSK karena Banyak Saksi Ketakutan
“Semata-mata untuk menutupi pada anak-anak saya dalam usia saya yang sudah lanjut saya masih melakukan operasi plastik sedot lemak,” ungkapnya dengan penuh tangis.
BACA JUGA: Ahli IT Beber Pesan Ratna Sarumpaet ke Fadli Zon & Said Iqbal, Begini Isinya
Selain itu, Ratna juga menyinggung pertemuannya dengan sejumlah tokoh-tokoh BPN Prabowo-Sandi. Menurutnya, pertemuannya dengan para pentolan di BPN Prabowo - Sandi sebatas untuk meminta saran.
Ratna menegaskan bahwa dirinya memerlukan saran terkait dana dari raja-raja Nusantara untuk Papua yang diblokir pemerintah. “Dana swadaya Papua itulah alasan utama saya merasa perlu bertemu Fadli Zon dan kawan-kawan di BPN,” jelasnya.(jawapos.com/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidang Sengketa Pilpres Bergulir, Sandiaga Uno Minta BPN Diet Komentar, Termasuk di Medsos
Redaktur : Tim Redaksi