jpnn.com - JPNN.com – Kamayanti benar-benar tulus mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Tudingan miring yang dialamatkan kepadanya tak membuat semangat warga Balekambang Kramat Jati, Jakarta Timur, itu padam.
BACA JUGA: Saat Kuliah, Ahok Manja, Ke Mana-mana Pakai Payung
Sebelumnya, Kamayanti dituding bergerak atas nama kader juru pemantai jentik (Jumantik).
Namun, Kamayanti membantahnya. Ketika melakukan sosialisasi door to door, dia tidak pernah membawa nama Jumantik.
BACA JUGA: Debat Perdana, Tiga Paslon Bakal Adu Gagasan Soal...
Wanita berjilbab itu selalu membawa nama relawan.
“Kalau saya mensosialisasikan Agus-Sylvi, selalu saya sampein kalau saya adalah relawan atau simpatisannya. Nggak pernah sama sekali mengaitkan dengan Jumantik. Saya tahu kok itu tidak boleh. Jadi tidak benar kalau saya jalan atas nama Jumantik,” kata Kamayanti, Jumat (6/1).
BACA JUGA: Wow! KPU DKI Ajak FPI Saksikan Langsung Debat Kandidat
Kamayanti yang didampingi beberapa warga lain mengaku selalu meminta izin pemilik rumah ketika hendak memasang stiker Agus-Sylvi.
Termasuk ke Tetty Pattaresia yang sempat curhat di media sosial setelah didatangi Kamayanti pekan lalu.
“Jadi tidak ada pemaksaan bahwa harus tempel stiker. Kami meminta izin. Kalau diperbolehkan yang punya rumah, baru kami tempelkan. Tapi kalau warga yang kami temui tidak bersedia, itu juga tidak masalah. Dan kami tidak akan pasangin stiker. Di rumah Ibu Tetty juga demikian,” paparnya.
Kamayanti juga tak menaruh dendam meski dituding menunggangi nama Jumantik.
Menurutnya, perbedaan pilihan politik adalah hal lumrah. “Kami menghargai setiap perbedaan pilihan,” katanya.
Kamayanti juga menegaskan bahwa dukungannya kepada Agus-Sylvi murni karena dorongan hati.
“Saya tulus menjadi relawan, karena itu panggilan hati,” tambah Kamayanti yang membuat sebagian warga dalam pertemuan malam itu terharu.
Kamayanti juga meminta relawan lain tidak surut, apalagi khawatir dengan sorotan yang dialamatkan belakangan ini.
“Saya tetap semangat, dan tidak pernah sama sekali saya bilang kapok. Karena sekali lagi, apa yang sudah saya lakukan itu tidak menyalahi aturan,” ujar Kamayanti.
Dia berpesan kepada masyarakat yang beriniasiatif bergabung menjadi relawan Agus-Sylvi agar tetap bersemangat.
Sebab dinamika seperti yang dialaminya merupakan hal yang biasa di dunia politik.
“Sepanjang kita benar dan bertamu baik-baik ke rumah tetangga, maka kita nggak usah takut. Kita kan nggak paksain orang,” terangnya.
Pernyataan serupa dilontarkan Sulistyo, warga lain yang juga memutuskan menjadi relawan Agus-Sylvi di Jakarta Timur.
Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan selama ini tidak pernah melanggar aturan.
“Kami kan bertamu baik-baik ke rumah tetangga atau warga. Kalau misalnya ada yang keberatan dipasangkan stiker, tentu kami menghargai. Malah kami pamit baik-baik, sambil tetap merawat silaturahmi,” jelasnya.
Sebelumnya, KPU DKI Jakarta memberikan penegasan bahwa pemasangan stiker di rumah warga oleh relawan sama sekali tidak ada larangan.
Asalkan, pemilik rumah mengizinkan. Namun, warga berhak menolah jika berkeberatan.
“Kalau warga itu senang dengan penempelan stiker itu, enggak ada masalah. Kalau tidak bisa menerima, tidak boleh dipaksakan kehendaknya. Jadi bilang saja kalau Anda tidak menghendaki,” jelas Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Solusi Anies untuk Masalah Perumahaan Warga Miskin
Redaktur & Reporter : Ragil