Badai Matahari 2012, Bukan Kiamat

Jumat, 05 Maret 2010 – 18:05 WIB

JAKARTA- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengumumkan prakiraan puncak aktivitas matahari yang menyebabkan terjadinya badai matahariPuncak aktivitas tersebut  akan terjadi antara tahun 2012 hingga 2015

BACA JUGA: PKS Tak Ingin Boediono-Sri Mulyani Nonaktif

Dampaknya, akan terjadi perubahan cuaca yang ekstrem
"Namun tidak sampai menghancurkan peradaban di muka bumi," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN, Elly Kuntjahyowati, Jumat (5/3) di Jakarta.

Dia menuturkan antariksa memang memiliki fenomena yang dinamis

BACA JUGA: Demo HMI Berakhir Ricuh

Salah satunya adalah cuaca antariksa
Cuaca antariksa disebabkan aktivitas matahari yang melontarkan miliaran ton partikel, plasma berenergi tinggi, dan radiasi gelombang elektromagnetik.

"Lontaran partikel dan radiasi yang mengarah ke bumi akan mempengaruhi lapisan atmosfer, sistem teknologi, serta aktivitas manusia di antariksa dan bumi," jelasnya.

Masyarakat banyak menghubungkan antara badai matahari tersebut dengan isu kiamat 2012 yang berasal dari ramalan Suku Maya

BACA JUGA: Demokrat Tetap Ingin Lanjutkan Koalisi

Ternyata, dari hasil pengamatan Lapan, badai matahari tidak akan langsung menghancurkan peradaban dunia, kata dia.

Efek badai tersebut yang paling utama akan dirasakan pada teknologi tinggi seperti satelit dan komunikasi radioSatelit dapat kehilangan kendali dan komunikasi radio akan terputus.

Efek lainnya, aktivitas matahari juga berkontribusi terhadap perubahan iklimKetika ativitas matahari meningkat, maka matahari akan memanasAkibatnya, suhu bumi meningkat dan iklim berubahPartikel-partikel matahari yang menembus lapisan atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim bumi"Dampak yang ekstrem peningkatan aktivitas matahari diduga dapat menyebabkan kemarau panjangNamun, hal ini masih dikaji oleh para peneliti," pungkasnya.(lev/jpnn)




BACA ARTIKEL LAINNYA... RSCM Segera Pisahkan Bayi Kembar asal Kalbar


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler