Badan Penuh Tato, Eh Lihat Suntik Langsung Ngompol

Kamis, 24 Agustus 2017 – 09:11 WIB
Ilustrasi suntik. Foto: Pixabay

jpnn.com, SURABAYA - Tak semua orang berani melihat suntik apalagi, diambil darahnya untuk tes kesehatan.

Seperti yang terjadi pada Supangat. Dia terus mengelus bagian dalam siku tangan kiri.

BACA JUGA: Korupsi Dana Desa, Kades Diduga Bikin Kwitansi Fiktif

Sambil membawa tabung wadah darah, matanya melihat ke arah petugas kesehatan yang mengambil darah rekan-rekannya.

Kemarin (23/8) merupakan hari ''bersejarah'' bagi pria 38 tahun itu.

BACA JUGA: Kok Tidur-tiduran Sambil Melihat ke Bawah

Untuk kali pertama, dia melihat darah disedot dari nadinya. ''Sebelumnya tidak pernah. Baru kali ini,'' ujar tahanan kasus narkoba itu sambil terus melihat proses pengambilan darah.

Sesaat kemudian, pria yang dituntut hukuman penjara selama tujuh tahun itu bertanya rasanya saat darah diambil dengan jarum.

BACA JUGA: Jenazah Pendaki Gunung Lawu Berhasil Dievakuasi

''Sakit, ya?'' ucapnya dengan mimik penasaran.

Mendapat informasi dari penghuni lain bahwa rasanya sakit, wajahnya berubah menjadi tegang.

Namun, dia tidak bisa lari dari aula Lapas Kelas II-A Sidoarjo. Bersama ratusan penghuni lain, Supangat harus mengikuti HIV Zero Survey/AIDS.

Total penghuni yang mengikuti kegiatan tersebut 250 orang. Mereka berstatus tahanan dan narapidana (napi).

Sebagian besar merupakan tahanan kasus narkoba. Sisanya pelaku tindak pidana kriminal lainnya. Misalnya, perjudian dan pembunuhan.

Bukan hanya Supangat yang khawatir dengan rasa sakit saat pengambilan darah. Penghuni lain merasakan hal serupa.

Akhmad, tahanan baru, pun secara terang-terangan mengatakan agak sakit rasanya.

Tapi, dia sudah lega karena tidak terlalu lama menjalani pengambilan darah.

Tak sampai satu menit, sampel darah yang dibutuhkan sudah terpenuhi.

"Untuk tes HIV/AIDS, baru sekali ini,'' ucap tahanan kasus narkoba yang masih berada di kamar karantina itu.

Saat pengambilan darah dilakukan, banyak tahanan dan napi yang melihat dari luar.

Mereka berdiri di depan jendela kaca. Sebagian di antara mereka berteriak untuk menyemangati rekannya.

''Ojok wedi (Jangan takut, Red)! Semangat!'' teriak mereka dari sela-sela jendela yang terbuka.

Meski sudah diberi semangat, tetap saja, ada warga binaan yang tidak tega melihat proses pengambilan darah.

Terutama bagi penghuni blok wanita (W). Pelaku tindak pidana laki-laki yang bertato pun awalnya waswas saat jarum ditancapkan di tangan.

Bahkan, salah seorang penghuni kasus narkoba, Zulby, pingsan saat darahnya akan diambil.

Ketika duduk di kursi antrean, tiba-tiba badannya lemas tak bertenaga.

Akhirnya, tubuhnya langsung diangkat empat penghuni lainnya. Dia dilarikan ke poliklinik.

Saat tubuhnya dibopong, air kencingnya keluar menetes di aula dan sepanjang jalan yang dilewati.

Menurut dr Titiek Woelandari S., Zulby mengaku tidak takut terhadap jarum suntik. Tapi, badannya memang drop sejak awal.

''Lemas karena belum sarapan dan tidak enak badan,'' katanya. Tidak adanya asupan makan itu membuat dia tak bertenaga. ''Jadi, bukan karena takut disuntik,'' lanjut Titiek.

Tapi, banyak penghuni yang rasan-rasan bahwa sebenarnya Zulby lemas tidak hanya lantaran belum makan. Tapi, dia takut darahnya akan diambil.

Mungkin Zulby tertekan hingga tak mampu menahan kencing. Akhirnya, dia ngompol di aula dan sepanjang jalan.

Kasi Binadik Lapas Kelas II-A Sidoarjo Fathorrosi mengatakan, para tahanan dan napi yang diperiksa memang diutamakan yang terkena kasus narkoba.

Terutama tahanan baru yang belum pernah mengikuti tes serupa.

Hasil tes tersebut tidak langsung diketahui kemarin. Sampel darah itu akan dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.

Menurut tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, tes tersebut dilakukan berdasar arahan pihak BBLK.

''Kami sebagai pelaksana. Sampel dan hasilnya langsung BBLK yang mengetahui,'' kata Eko Purwanto, salah seorang tim dari dinkes.

Dalam tes tersebut, tidak ada identitas nama pada tabung darah yang diambel sampelnya.

Hanya kode nomor yang tertera. Hasil tes nanti pun tidak mencantumkan nama para peserta. Total penghuni penjara yang terkena HIV/AIDS. (may/c19/dos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri! Tubuh Pria 45 Tahun Dimutilasi, Kedua Kaki dan Tangannya Dipotong


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler