Lulusan perguruan tinggi di tahun 2020 menghadapi tantangan tersendiri untuk menentukan masa depan mereka di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.

Setelah sejumlah lulusan sarjana di Indonesia menceritakan kekhawatiran mereka dalam mencari pekerjaan, ABC Indonesia juga berbicara dengan sejumlah mahasiswa asal Indonesia di Australia yang selesai sekolahtahun ini.

BACA JUGA: 3 Cara Kreatif Pebisnis Kopi Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

Owen Rahardian Wibowo, yang baru saja menyelesaikan kuliah S1 di bidang akuntansi dan keuangan di University of Melbourne, melihat masih banyak kesempatan.

"Kalau menurut saya lulus di tahun pandemi adalah sebuah keberuntungan," katan Owen yang tinggal di Yogyakarta.

BACA JUGA: Kisah Migran di Australia Bergelar S2 yang Kerja di Tempat Cuci Baju

"Banyak sekali kesempatan baru yang muncul, karena memaksa masyarakat mengubah cara konsumsi dan cara hidup mereka," ujarnya.

Owen baru saja tiga minggu sampai di Indonesia dan sudah selesai menjalani karantina.

BACA JUGA: Mempersiapkan Dompet untuk Menghadapi Badai Resesi di Indonesia

Alumni siswa SMA de Britto di Yogyakarta tersebut sekarang mengatakan tidak sedang mencari kerja, namun terlibat dalam beberapa proyek bisnis bersama rekan-rekannya.

"Bisnis yang sedang saya kembangkan antara lain di bidang parfum impor, ini bentuk ekspansi dari bisnis orang tua dimana saya akan membuat online store," katanya.

Bisnis kedua yang akan dijalankannya adalah di bidang produk-produk kecantikan untuk pria, yang rencananya bersama teman-temannya akan membuat merk sendiri.

Menurut Owen, tiga tahun sekolah di Melbourne telah memberikannya kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pengalaman berharga yang belum tentu ia dapatkan bila dia bersekolah di Indonesia.

"Dari mulai belajar hidup sendiri, aktif di beberapa organisasi pelajar Indonesia, pelayanan di gereja dan juga mencoba berbisnis di Melbourne."

"Dari pengalaman [itu] mengubah dan mempersiapkan saya untuk bisa menghadapi proses hidup berikutnya, yaitu bekerja di saat masa pandemi ini." ujar Owen. Belajar 'pola pikir yang berbeda' Photo: Verena Fidelia baru saja menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan film dan televisi di Deakin University di Melbourne (Foto: Supplied)

 

Verena Fidelia asal dari kota Bandung sampai saat ini masih berada di kota Melbourne.

Dia baru saja menyelesaikan pendidikan di Jurusan Seni Kreatif (Film dan Televisi) di Deakin University.

"Studi saya selesai bulan Juli kemarin dan saya berencana untuk pulang ke Indonesia bulan depan," kata Verena kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya hari Jumat (2/10/2020).

Mengetahui situasi pandemi COVID-19 saat ini, Verena mengatakan sekembalinya ke Indonesia, dia akan berencana mengembangkan bisnis keluarga di bidang produksi makanan.

"Kekhawatiran pasti ada, tetapi saya tetap berusaha mencari peluang sebisa mungkin di saat pandemi," kata Verena.

"Usaha keluarga adalah produksi makanan ringan dan rencananya mau mengembangkan pemasaran digital."

Verena mengatakan membantu bisnis keluarga hanya akan dilakukannya sementara, karena masih ingin melihat peluang di bidang yang ia bisa kerjakan sendiri.

Dia juga mengatakan pengalamannya sekolah di Melbourne akan banyak berguna untuk membantu kariernya nanti.

"Menurut saya, ilmu secara umum akan sangat berguna, tapi karena saya belum terjun langsung melihat situasi di Indonesia, saya belum bisa menjawab pasti akankah ilmu yang saya dapat akan memudahkan atau tidak."

"Kelebihannya mungkin lebih ke pengalaman yang didapat dan pola pikir yang diajarkan berbeda dengan di Indonesia." kata Verena. Pulang ke Jakarta daripada menganggur di Melbourne Photo: Jocelyn Amanda menyelesaikan pendidikan S1 di University of Melbourne jurusan pemasaran dan keuangan. (Foto: Supplied)

 

Jocelyn Amanda saat ini sudah kembali ke Jakarta, setelah menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Keuangan dan Pemasaran di University of Melbourne.

Jocelyn pulang ke Indonesia karena belum bisa mengikuti wisuda.

"Saya agak sedih karena tidak bisa merasakan acara wisuda karena wisuda paling penting bagi saya," katanya lagi.

University of Melbourne menurutnya menawarkan dua pilihan berkenaan dengan wisuda melakukannya online atau menunda ikut upacara.

"Saya memilih penundaan, jadi kita bisa menunggu nanti ketika pandemi sudah lebih baik, bisa ikut acaranya lagi."

Jocelyn mengatakan alasannya untuk pulang ke Jakarta karena saat ini mencari pekerjaan di Melbourne sangat sulit.

"Menurut saya mencari kerja di Jakarta lebih memungkinkan daripada saya nganggur di Melbourne."

Tapi ia mengaku tetap khawatir untuk mencari kerja di Jakarta karena banyak teman-temannya yang belum dapat kerja.

Jika nantinya tidak dapat kerja, Jocelyn mengatakan ia berencana membangun bisnis kecil bersama beberapa temannya. 'Mengirimkan lamaran ke 15-20 pekerjaan' Photo: Faiz Abi Talha baru saja menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Sydney. (Foto: Supplied)

 

Faiz Abi Talha baru saja menyelesaikan pendidikan S2 di bidang 'Logistics and Supply Chain Management' di University of Sydney dengan beasiswa dari LPDP.

Sekarang Faiz sudah kembali ke Jakarta sejak 6 Agustus lalu dan mengikuti wisuda online di bulan September.

Sekarang dia berusaha mendapat pekerjaan yang baru, walau sebenarnya sudah pernah bekerja di perusahaan minyak dan gas selama dua tahun, sebelum berangkat kuliah ke Australia di tahun 2018.

Ia mengaku kondisi di tengah pandemi sulit untuk mencari kerja, karenanya harus pintar melihat perusahaan mana yang performanya masih baik dan masih membutuhkan karyawan.

"Mayoritas industri sedang menurun, banyak yang sementara membekukan penerimaan pegawai bahkan ada yang mengurangi karyawannya," kata Faiz.

"Dampaknya tentu pilihannya makin terbatas dan persaingan makin ketat."

Faiz mengatakan dia baru mulai mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan selama sepekan terakhir, setelah menerima ijazah dari University of Sydney.

"Sejauh ini saya sudah mengirimkan 15-20 lamaran pekerjaan," kata Faiz yang juga alumni Teknik Industri dari Institut Tekonologi Bandung.

"Jadi saat ini masih mengajukan lamaran dan menunggu panggilan saja." Bermimpi buka kafe di Bandung Photo: Natasha Nathania belajar Communication Design di RMIT Melbourne. (Foto: Supplied)

 

Natasha Nathania berencana pulang ke Indonesia bulan Januari tahun 2021, setelah menyelesaikan sekolahnya di RMIT Melbourne di bidang Communication Design di bulan Oktober.

"Saya sekarang masih di Melbourne dan kuliahnya online, dan rencana saya ke depan masih tidak pasti," kata Natasha.

Ia mengatakan kemungkinan besar akan pulang ke Indonesia, karena keadaan di Melbourne menurutnya akan susah untuk mendapatkan pekerjaan.

Natasha yang berasal dari Bandung mengatakan jika pada awalnya ia berencana mencari pekerjaan di Australia setelah lulus.

"Tetapi karena sekarang semua di sini juga masih tutup, dan pengalaman kerja saya selama ini juga bekerja di rumah, jadi saya berpikir apakah saya masih mau bekerja di sini," katanya.

Rencananya setelah ia selesai sekolah di bulan Oktober, ia akan menghabiskan beberapa bulan musim panas di Australia, karena akan sulit lagi bagi warga Indonesia untuk kembali ke Australia saat pembatasan masih ditutup ketat.

Setibanya di Indonesia, Natasha mengatakan ia akan berusaha membantu saudara perempuannya untuk mengembangkan bisnis membuat kue.

"Keluarga saya punya beberapa usaha, namun saya sebenarnya juga ingin bekerja untuk orang lain dulu.

"Mimpi saya adalah memiliki kafe atau toko kue di Bandung bersama saudara perempuan saya," ujarnya.

"Juga sambil bekerja sebagai perancang komunikasi sebagai pekerjaan paruh waktu," tambahnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... 80,5 Persen Masyarakat Tolak Pilkada di Tengah Pandemi COVID-19

Berita Terkait