Bagasi Berbayar Kurangi Intensitas Perjalanan Wisata

Jumat, 01 Maret 2019 – 14:47 WIB
Bagasi Pesawat. ILUSTRASI. Foto: Pixabay.com

jpnn.com, JAKARTA - Industri pariwisata nusantara dinilai belum tergarap maksimal jika dibandingkan dengan wisata berbasis outbound dan inbound.

Padahal, potensi pariwisata domestik sangat besar dan peluangnya terbuka lebar.

BACA JUGA: Keterlaluan

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jatim Arifudinsyah mencontohkan, wisata religi, khususnya ziarah ke Wali Sanga, setiap tahun bisa menyedot hingga jutaan wisatawan.

Selain itu, Indonesia yang memiliki sepuluh Bali Baru menjadi potensi menggaet wisatawan Nusantara.

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Mahal, Pengusaha UMKM Batam Menjerit

“Namun, setelah kenaikan tiket pesawat, agak tersendat. Bagasi berbayar juga berpengaruh sehingga mengurangi intensitas perjalanan wisata. Sebab, itu menambah biaya ketika bepergian,’’ kata Arifudinsyah, Kamis (28/2).

Dia mengakui, dunia pariwisata tidak bisa dipisahkan dari transportasi. Karena itu, ketika ada kenaikan harga tiket untuk rute domestik, dampaknya cukup terasa.

BACA JUGA: Garuda Indonesia Turunkan Tarif Tiket Jakarta - Padang

”Akan tetapi, wisata inbound masih menguntungkan. Sebab, pesawat dari luar negeri ke dalam negeri lebih murah. Juga untuk outbound dari dalam negeri ke luar negeri, masih murah,” imbuh Arifudinsyah.

Khusus inbound, potensi untuk mendatangkan wisatawan luar negeri kian besar. Namun, memang tidak bisa terus-menerus menjadi andalan.

Karena itu, sudah saatnya untuk memaksimalkan perjalanan wisata domestik.

”Potensi pariwisata dalam negeri besar,” kata Arifudinsyah. (res/c6/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiket Pesawat Sudah Mahal, Pesan Jauh Hari Tidak Efektif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler