jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengkritik keras langkah Presiden Joko Widodo alias Jokowi membagi-bagikan sembako di Terminal Grogol, Jakarta Barat, yang berujung mengakibatkan kerumunan masyarakat.
Anak buah Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY di Partai Demokrat itu menilai apa yang dilakukan Presiden Jokowi menunjukkan potret buram penanganan Covid-19 di Indonesia.
BACA JUGA: Bagi-bagi Sembako Jokowi Berujung Kerumunan, Bang Saleh Bilang Begini
Menurut Herzaky, sangat terlihat sekali bahwa situasi rakyat sedang berat sehingga rela mengantre dan berkerumun untuk mendapat sembako meski dengan risiko terpapar Covid-19.
"Itu mungkin membahayakan jiwa mereka demi satu kantung sembako," ujar Herzaky kepada JPNN.com, Rabu (11/8).
BACA JUGA: Bagi-bagi Sembako Jokowi Berujung Kerumunan, Fauzi: Mengonfirmasi Julukan King of Lip Service
Naasnya lagi, kata alumnus Universitas Indonesia itu, pemerintah bukannya berusaha membagikan sembako dengan cara dan mekanisme yang lebih aman buat rakyat, seperti mendata dengan rapi, dan membagikannya dari rumah ke rumah tanpa perlu ada kerumunan.
"Melainkan memilih cara membagikannya secara acak dan tidak terstruktur bahkan menimbulkan risiko warga yang mengantre terpapar Covid-19," lanjutnya.
BACA JUGA: Relawan KIB Jokowi: Percepatan Vaksinasi dan Pemberian Sembako untuk Rakyat Bukti Negara Hadir
Herzaky menilai pemerintah seakan tidak punya perencanaan matang, dan memilih cara sporadis untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi sekarang ini. Menurutnya, kalau timbul permasalahan baru akibat kebijakan yang dipilih hari ini, pemerintah baru akan memikirkan cara lain untuk mengatasinya. Selain itu, kata Herzaky, kebijakan yang diambil pemerintah tidak menyeluruh dan tak antisipatif.
"Tak heran kalau pemerintah seakan sering terkaget bahkan bingung mesti berbuat apa kalau situasi memburuk. Beginilah potret buram penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia" jelasnya.
Dia juga menyebutkan pemerintah memilih mengambil kebijakan yang menimbulkan sensasi, bukan menyelesaikan langsung inti permasalahan.
"Menimbulkan euforia, kehebohan, tetapi tidak menyelesaikan masalah utama. Seakan kini masih kampanye," tutur Herzaky.
Padahal, jelas direktur Manilka Research itu, sekarang Presiden Jokowi sudah menjabat dan seharusnya fokus pada kerja nyata yang memberikan hasil berdampak panjang.
"Bukan kebijakan sekadar menimbulkan sensasi dan berusaha merebut empati sesaat dari rakyat," ujarnya.
Dia juga meminta pemerintah untuk menunjukkan keseriusan dalam menangani pandemi Covid-19 dan mengambil kebijakan yang benar-benar bermanfaat menyelamatkan nyawa rakyat, bukan sekadar memberikan manfaat sesaat.
"Nyawa rakyat sangat berharga dan ancaman Covid-19 sangat nyata," ucap Herzaky. (mcr8/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Boy
Reporter : Kenny Kurnia Putra