Bagian I: Empat Iven Pariwisata Riau Siap Mendunia

Sabtu, 22 Oktober 2016 – 12:51 WIB
WISATA Ombak Bono atau juga disebut Gelombang Bono (Bono Wave) adanya di Sungai Kampar, Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Ombak Bono terjadi karena fenomena alam. Foto JPNN.com

jpnn.com - Riau tidak hanya kaya akan sumber daya alam (SDA), tapi sejatinya juga negeri yang indah, yang layak menjadi daerah tujuan wisata. 

Itulah sebabnya, Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman dalam berbagai kesempatan menyatakan bahwa saat ini paling tidak ada empat iven pariwisata di Negeri Lancang Kuning yang pantas menasional bahkan mendunia. 

BACA JUGA: Ketahui Dampak Perceraian Bagi Kesehatan Anda

Empat iven pariwisata ini seyogyanya juga mendapat dukungan yang maksimal dari Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Pariwisata. Keempat iven pariwisata dimaksud, yakni:

Wisata Ombak Bono

BACA JUGA: Ibu Hamil Kurang Asupan Gizi, Bayi Bisa Alami Gangguan Gen

WISATA Ombak Bono atau juga disebut Gelombang Bono (Bono Wave) adanya di Sungai Kampar, Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Ombak Bono terjadi karena fenomena alam. 

Bono merupakan nama yang diberikan oleh masyarakat Teluk Meranti kepada gelombang yang terkategori Tidal Bore, yakni gelombang yang terjadi akibat adanya pertemuan antara arus sungai dengan arus laut yang menuju ke arah hulu dan hilir. 

BACA JUGA: Andre Hehanusa Terpukau Keramahan Raja Ampat

Pertemuan ini menyebabkan gelombang besar yang menyerupai kondisi gelombang yang biasa kita lihat di tengah laut. 

Tinggi Gelombang Bono bisa mencapai 6 meter dengan kecepatan mencapai 40 km/jam.

Dulu, Ombak Bono ini sangat ditakuti masyarakat setempat karena sering memakan korban.

Tapi kini, Ombak Bono ditunggu-tunggu masyarakat, khususnya turis mancanegara karena ternyata sangat asik untuk berselancar.

Fenomena alam seperti Ombak Bono ini termasuk langka di dunia. Bahkan ada yang menyebut salah satu keajaiban dunia. Ombak Bono di Sungai Kampar, Teluk Meranti ini disebut sebagai ombak terbesar dan terbaik di dunia.

Untuk mencapai lokasi wisata Ombak Bono, jika bertolak dari Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau, terlebih dahulu kita dapat menuju Pangkalankerinci, Ibu Kota Kabupaten Pelalawan.

Perjalanan menuju Pangkalankerinci dapat dilakukan melalui jalur darat dengan jarak tempuh sekitar 70 Km atau 2,5-3 jam perjalanan karena masih jalan tanah.

Alat transportasi umum yang bisa digunakan adalah mobil travel atau biasa disebut dengan mobil superben.

Biaya perjalanan dari Pekanbaru menuju Pangkalankerinci sekitar Rp 20.000. Kemudian dari Pangkalankerinci menuju Teluk Meranti bisa menggunakan mobil rental atau mobil sewaan dengan tarif Rp 50.000 per orang dan terminal mobil rental ini terdapat di Hotel Meranti, Pangkalankerinci.

Perjalanan dari Pangkalankerinci ke Teluk Meranti dapat ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam.

Selain itu, perjalanan juga dapat dilakukan menggunakan sarana transportasi air, dari Pangkalankerinci (pelabuhan di jembatan Pangkalankerinci) kita bisa menggunakan speedboat ke Desa Teluk Meranti dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 3 jam dengan biaya perjalanan sekitar Rp150.000.

PACU JALUR

PACU JALUR biasanya dilakukan di Sungai Batang Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. 

Hal ini tak lepas dari catatan panjang sejarah, dimana Sungai Batang Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir, telah digunakan sebagai jalur pelayaran sejak awal abad ke-17.

Dan di sungai ini pulalah perlombaan Pacu Jalur pertama kali dilakukan. Arena lomba Pacu Jalur mengikuti aliran Sungai Batang Kuantan, dengan panjang lintasan sekitar 1 km yang ditandai dengan tiga tiang pancang.

Pacu Jalur merupakan salah satu tradisi budaya di Riau yang begitu mengakar di masyarakat Kabupaten Kuansing. Bahkan, agenda ini sudah masuk dalam kalender pariwisata nasional. 

Pacu Jalur sejenis lomba perahu dayung tradisional dari Riau berukuran panjang sekitar 25-40 meter dengan awak perahu 40-60 orang, tergantung dari jenis jalurnya.

Kuansing adalah sebuah kabupaten yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Riau. Daerahnya memiliki banyak sungai.

Kondisi geografis yang demikian, pada gilirannya membuat sebagian besar masyarakatnya memerlukan jalur atau perahu sebagai alat transportasi. 

Kemudian, dalam perkembangannya muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayungnya.

Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu.

Perkembangan selanjutnya (kurang lebih 100 tahun kemudian), jalur tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi dan simbol status sosial seseorang, tetapi diadu kecepatannya melalui sebuah lomba. Dan lomba itu oleh masyarakat setempat disebut dengan Pacu Jalur.

Pada awalnya, Pacu Jalur diselenggarakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari-hari besar Islam. 

Ketika Belanda mulai memasuki daerah Riau (sekitar tahun 1905), tepatnya di kawasan yang sekarang menjadi Kota Teluk Kuantan (Ibukota Kabupaten Kuansing), mereka memanfaatkan Pacu Jalur dalam rangka merayakan HUT Ratu Wilhelmina yang jatuh setiap tanggal 31 Agustus.

Pada masa kemerdekaan, Pacu Jalur kembali diadakan secara rutin untuk memperingati HUT RI (17- Agustusan).

Lomba Pacu Jalur yang paling meriah biasanya dilaksanakan di Tepian Narosa, Kota Teluk Kuantan setiap Agustus atau dalam rangka memperingati HUT RI. 

Wakil Presiden HM Jusuf Kalla semasa Pemerintahan Presiden SBY sudah pernah membuka secara langsung lomba Pacu Jalur ini.

Bila Anda ingin menyaksikan atau ikut terlibat menjadi anak pacu, Anda bisa berangkat dari Pekanbaru, Ibukota Provinsi Riau menuju Kota Teluk Kuantan (jarak tempuh lebih-kurang 160 km) menggunakan jalur darat. Jalan yang beraspal dan mulus akan mengantarkan Anda lebih-kurang 3,5 jam untuk sampai di kota tujuan. (adv/Bagian-1/Bersambung)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panpel Sayembara Desain Homestay Gelar Kuis di Sosmed


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler