jpnn.com, SIDOARJO - Kreatifitas Toib dan Fajar Mubarok patut diacungi jempol. Dua warga Desa Gempolsari, Tanggulangin, itu memanfaatkan cacahan sampah plastik menjadi kapstok. Barang kreasi mereka pun banyak diminati konsumen. "Dalam sehari, kami bisa membuat 20 gros," kata Fajar kemarin (15/1).
Dia bercerita, kapstok terbilang sederhana. Namun, barang tersebut sangat dibutuhkan. Para ibu mencarinya untuk menggantungkan baju hingga sebagai alat jemuran. Harganya pun relatif murah. Setiap lusin hanya Rp 5 ribu. "Apalagi bahannya dari daur ulang plastik. Jadi sekalian mengurangi volume sampah," ucapnya.
Pembuatan kapstok tidak semata dari bahan daur ulang. Untuk membuatnya, potongan plastik harus dioplos dengan bijih plastik lebih dulu. Setelah bercampur, oplosan itu dijemur sampai kering. Nah, hasil oplosan plastik tersebut kemudian dimasukkan ke tabung yang terhubung mesin.
Prosesnya cepat. Setiap satu menit, 2 kapstok bisa dibuat. Namun, pemakaian listrik cukup besar. "Walau besar, hasil dari produksi kami masih mencukupi untuk membayar biaya tersebut," jelasnya.
Fajar menekui usaha kapstok dari cacahan plastik daur ulang sejak 2 tahun lalu. Dalam perjalanannya, produk itu tersebar hingga ke luar kota. Permintaan selalu ada setiap hari. Karena itu, pembuatannya pun jarang libur. "Banyak dibeli langsung oleh tengkulak," lanjutnya.
Kepala Desa (Kades) Gempolsari Syahroni Arief menyatakan, usaha yang ditekuni Toib dan Fajar itu contoh home industry yang kreatif. Keduanya bisa menjadi contoh di dunia kewirausahaan. Warga lain dapat tergugah untuk berwirausaha dari hal-hal yang sederhana. Termasuk pemanfaatan sampah. "Kumpulkan plastik, lalu dibeli mereka," ujarnya.
Syahroni menambahkan, pihak desa turut mendukung usaha mereka dengan cara memfasilitasi surat izin usaha ke kecamatan. Dia mengaku tidak ada pungutan biaya dalam proses tersebut. "Kami memberikan apresiasi terhadap setiap wirausaha warga. Desa juga berupaya memfasilitasi agar perekonomian warga meningkat," tuturnya. (oby/c25/hud)
BACA JUGA: Ini Solusi Jitu Untuk Tangani Masalah Sampah Plastik
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mulai 2019 Dilarang Gunakan Styrofoam, Ini Penjelasannya
Redaktur : Tim Redaksi