Bahas Asap, Sempat-sempatnya Berkelakar soal Donald Trump

Jumat, 16 Oktober 2015 – 21:23 WIB
Setya Novanto, Luhut Binsar Panjaitan, Siti Nurbaya, Nila F Moeloek. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN

jpnn.com - KETUA DPR Setya Novanto mengadakan acara khusus yang dikemas dalam bentuk coffee morning untuk membahas perkembangan penanganan kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Sumatera dan Kalimantan. Hadir di acara itu Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.

Suasana pertemuan itu tak seperti rapat-rapat di DPR yang biasanya berlangsung formil. Mungkin karena dibungkus coffee morning, cara berbicara mereka pun terihat begitu santai bahkan diselingi kelakar yang membuat para undangan tertawa lebar.
--------------------
M Fathra Nazrul Islam-Jakarta
--------------------
Bencana asap. Itulah tema utama acara coffee morning ala Ketua DPR Setya Novanto yang diawali dengan meminum secangkir kopi dan sepotong roti bersama Wakil Ketua Taufik Kurniawan dan para pimpinan komisi DPR di Lantai III Gedung Nusantara IIII, Jumat (16/10). Setidaknya, ada perwakilan lima komisi yang hadir pagi itu, mulai dari komisi I, II, III, IV, dan komisi VII

BACA JUGA: Ditekan Buruh, Menteri Hanif Jumpa Pers di Istana Presiden, Tapi Menkeu Terlihat Pusing?

"Jujur ini baru pertama kali," ujar anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, tentang acara yang kemudian menjadi bahan celetukan. Pasalnya, gaya ini dianggap meniru kebiasan Donald Trump ketika mengundang Ketua DPR Setya Novanto dan Fadli Zon untuk ngopi-ngopi di kantornya di New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.

"Ini sebetulnya baru pertama kali coffee morning dengan Pak Luhut," ujar Novanto, menimpali.

BACA JUGA: Orang Ini Peternak Tokek, Harga Bisa Rp 1 M per Ekor, tak Takut Bau Mistis

Kelakar itu berlanjut ketika Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya mengatakan bahwa gaya coffee morning itu memang mengikuti gayanya Donald Trump, calon Presiden AS,saat mengundang Ketua DPR ke kantornya di New York, yang belakangan jadi polemik.

Luhut pun tak mau kalah dan mengungkap kedatangannya ke New York pasca ramainya pemberitaan pertemuan Trump dan Ketua DPR. Tapi menurut Ruhut, pertemuan itu dianggap biasa saja oleh publik di sana.

BACA JUGA: Edan! Orang Ini Sudah Jalan Kaki Lima Bulan dari Sabang, Ternyata...

"Aku kan tanya di New York. Setelah kalian datang kan aku datang. Di sana biasa saja (isu pertemuan Novanto-Trump, red)," kata Luhut.

"‎Yang nggak tahan ini ketawanya ketua ini (saat bertemu Trump)," tukas mantan Kepala Kantor Staf Kepresdidenan itu sambil menoleh ke Tantowi dan Novanto.

Tak cukup sampai di situ. Kasus Donald Trump masih jadi bahan candaan setelah Novanto menerima telepon dari warga Sumatera Selatan yang jadi korban asap. Namanya Pipit. Saat itu Pipit berkeluh kesah mengenai bencana asap di daerahnya kepada Luhut, Menteri LHK, dan Menkes.

Komunikasi Novanto dengan masyarakat inilah yang dijadikan bahan candaan. Bahkan terlontar tanya dari seorang anggota, apakah cara komunikasi itu juga dipelajari Novanto dari Trump? "Ketua ini hebat, ini belajar dari Donald Trump juga," tanya seorang anggota sembari tertawa.

"Ketua paling canggih. Paten!" timpal Luhut. Sedangkan Novanto hanya tertawa. Sekedar mengingatkan, dalam kasus pertemuan Novanto, Fadli Zon dan rombongan dengan Trump, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR masih menyelidiki dugaan pelanggaran etika.

Namun, upaya MKD masih terganjal oleh ketidakhadiran Novanto dan Fadli untuk dimintai keterangan dan klarifikasinya, meski pemanggilan sudah dilakukan sebanyaik dua kali.

Kembali ke coffee morning tadi, Novanto kemudian berbicara sedikit serius soal asap. Menurutnya, bencana asap yang hingga kini masih melanda Sumatera dan Kalimantan, ada juga yang disengaja. Inilah menurutnya yang harus dijelaskan Menko Polhukam.

"Yang paling penting selaku pumpinan DPR saya tekankan agar tidak ada satupun nyawa melayang akibat korban asap. Kita juga harus lindungi rakyat kita. Karena kemarin masih ada korban di Palembang. Anak-anak kena asap meninggal," ujar politikus Golkar itu.

Pertemuan tersebut kemudian berlanjut namun tertutup. Media diminta meninggalkan ruangan ketika Menko Polhukam mengawali pemaparan soal kondisi terkini bencana asap dan penanganannya.***

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Melihat Kerja Keras Panitia dan Pelatih Kepri Pada Pesparawi XI Tingkat Nasional di Ambon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler