Melihat Kerja Keras Panitia dan Pelatih Kepri Pada Pesparawi XI Tingkat Nasional di Ambon

Jumat, 16 Oktober 2015 – 02:45 WIB
Tim Pesparawi Kepri yang bertanding di Ambon beberapa waktu lalu. Foto: Chahaya/BatamPos/JPNN.com

jpnn.com - RONA bahagia dan teriakan semangat kontingen Kepri mengalun keras di stadium kiri Mandala Remaja Karang Panjang, Ambon saat juri mengumumkan nomor undian 8 dari kategori Paduan Suara Campuran (PSC) menjadi salah satu kontingen yang meraih poin diatas 80 pada pelaksanaan penutupan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XI Tingkat Nasional di Ambon, Sabtu (10/10) lalu. Itu artinya, kontingen Kepri meraih medali emas. Pelukan haru bahagia pun terjadi.

======CHAHAYA S, Ambon======

BACA JUGA: Fransiskus, Penumpang Helikopter itu Cerita sambil Menangis

Sebanyak 121 rombongan kontingen Kepri mendarat di Bandara Internasional Pattimura Ambon menggunakan pesawat Garuda, Sabtu (3/10) dini hari. Disana, Kepala Biro Administrasi Pemerintahan Provinsi Maluku, Abdul Manaf Leimena beserta panitia pusat menerima kedatangan mereka. Pengalungan bunga selamat datang ditiadakan karena waktu ketibaan dini hari yang sudah tidak memungkinkan lagi.

Penyambutan sederhana dan doa bersama ini juga diterima langsung Sekretaris panitia kontingen Kepri, Ferry Manalu dan Sabar Hasibuan yang sudah duluan ke Ambon mempersiapkan segala fasilitas dan akomodasi serta koordinasi kontingen. 

BACA JUGA: Ini Salah Satu Bukti Bobotoh Pernah Penuhi SUGBK

Mengenakan seragam kaus berwarna hitam dengan bordir Kontingen Kepulauan Riau, seluruh kontingen yang terdiri dari 90 peserta lomba dan 35 panitia termasuk dua jurnalis menjadikan hotel Pacific di jalan Cendrawasih, Belakang Soya, di kawasan Ambon Kota menjadi home base selama Pesparawi Nasional berlangsung.

Adalah Wirya Putra Silalahi, ketua panitia sekaligus ketua kontingen Kepulauan Riau yang diutus resmi lewat Surat Keputusan (SK) oleh Gubernur, HM Sani yang bertanggung jawab atas persiapan keberangkatan, hingga kepulangan kontingen tersebut selama di Ambon.

BACA JUGA: Albania, Pemain Tersebar di Negara Lain, Baru Bisa Lolos ke Euro 2016

Bersama anggota panitia yang dibagi ke dalam tim logistik, pemerhati, hingga dokumentasi dan kesehatan menjalankan tugas masing-masing bekerjasama dengan LO panitia Pesparawi Maluku. " Di luar 125 peserta itu, tidak ada. Kamilah panitia resmi yang ditunjuk," tegas Wirya.

Hampir sama dengan kontingen lainnya dari 34 provinsi, kontingen Kepri pun tetap berlatih dan mengikuti jadwal kepanitiaan selama Pesparawi berlangsung. Kegiatan pribadi kontingen seperti ibadah subuh dilaksanakan di lantai 2, sedangkan latihan paduan suara sebelum tanding dilaksanakan di lantai 2 atau lantai 5 hotel tempat kontingen menginap.

Kategori paduan suara Kepri dilatih langsung oleh Andreas Purwihandoko yang juga bertindak sebagai konduktor. Sedangkan teknik vocal solo anak dilatih Joseph Karsajati, serta pianis Lenny Christina Gultom.

Sesampai di Ambon, panitia pun langsung disibukkan dengan berbagai kegiatan seminar dan simposium paduan suara di gedung Islamic Centre di kawasan Waihaong. Sedangkan para peserta mengikuti coaching clinic dan orientasi panggung ke tempat pelaksanaan kompetisi di tiga tempat berbeda, yaitu Gedung Taman Budaya Karang Panjang, gedung pertemuan Baileo Oikumene Siwalima dan juga Gedung Santo Fransiscus Xaverius.

Meski tidak terlepas dari keriuhan mengurus 90 peserta, termasuk 37 peserta anak, namun panitia sukses menjalankan tugas mereka masing-masing. Khususnya di bidang logistik, Rumiri Hutapea dan Nyonya Rasmi Jasarmen Purba, serta  Hariani Ertika Lumban Tobing dari PGIW Kepri, dan Esther Sri Liasna dari Sekum LPPD Kota Batam tidak pernah terlambat mengurus aneka jenis makanan dan minuman bagi peserta.

Dibantu Firda Bin Yusuf, LO dari SKPD Pemprov Maluku yang bertugas menjadi tenaga pendamping kontingen Kepri, mereka menyiapkan logistik di restoran hotel. Restoran hotel yang menyatu dengan lobi menjadi ruang makan sementara kontingen.

Acara inti yakni kompetisi dimulai sejak Senin (5/10) hingga Kamis (8/10), sedangkan Jumat (9/10) berlangsung Munas Pesparawi yang menetapkan Kalimantan Barat sebagai tuan rumah Pesparawi Nasional XII di 2018 mendatang.

Dalam jangka waktu tersebut, Kepri mengikuti 10 dari 12 kategori yang diperlombakan yakni Pesta Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC), Paduan Suara Pria (PSP), Paduan Suara Wanita (PSW), Paduan Suara Anak (PSA), Vocal Group Remaja (VGR), Solo Remaja Putra (SRP) Rizky Eliman, Solo Remaja Putri (SRP) Sabrina Pretty Octavia, Solo Anak usia 7-9 tahun oleh Shaneisha Nauli Sihombing, Solo Anak usia 10-13 Tahun oleh Dhea Nita Ivana dan kategori etnik atau folklore.

Dalam kategori etnik, kontingen Kepri memperkenalkan budaya Melayu yang identik dengan tarian zapin, dan irama cengkok melayu dan pantun. Mereka membawakan lagu berjudul Dendang Pujian, yang diciptakan langsung oleh sang konduk, Andreas Purwihandoko yang akrab disapa mas Kokok.

Mengenakan baju kurung berwarna khas hijau, 42 peserta dari Kepri tampil dengan harmoni suara dan gerakan tarian Melayu yang membuat sekitar 500 penonton di Taman Budaya berdecak kagum. "Lantunannya pas, bajunya khas Indonesia sekali," puji Purwita, salah satu tamu dari Sulawesi Barat di lantai 2 panggung budaya sambil mengabadikannya lewat kamera ponsel.

Tak hanya itu saja, PSA Kepri juga mendapat sambutan luar biasa saat hari pertama tampil di gedung Baileo Oikumene Siwalima. Selain gerakan dan suara, kostum mereka juga mendapat pujian.

Perjuangan mereka selama proses perekrutan sejak November 2013 hingga hari H pun membuahkan hasil. Pada penutupan Pesparawi yang berlangsung di Stadion Mandala Remaja Karang Panjang, Sabtu (10/10) lalu, Kepri berhasil menorehkan prestasi pulang dengan mendapatkan 10 medali dari 10 kategori yang diikuti. "Enam Medali emas dan 4 medali perak," ujar Ketua Panitia Kontingen Kepri, Wirya Putra Silalahi.

Medali emas tersebut disumbangkan dari kategori musik etnik, paduan suara, sedangkan empat medali perak disumbangkan dari kategori solo anak dan remaja. "Ada dua kategori yang baru kali ini kami ikutkan yakni Paduan Suara Wanita dan Paduan Suara Pria, dan langsung mendapatkan medali emas. Puji Tuhan," ujar Wirya.

Perolehan medali ini meningkat dari pelaksanaan Pesparawi 2012 di Kendari. Kala itu, Kepri hanya memenangkan tiga medali emas saja. "Ini melebihi prediksi kami.Dapat empat medali saja sudah syukur, tapi Tuhan kasih lebih yaitu 6 medali emas dan 4 perak. Ini menjadi bukti kerja keras panitia yang memperjuangkan kami selama ini baik secara moriil dan materi," ujar mas Kokok.

Penyerahan medali emas itu sendiri diterima langsung oleh Wirya Putra Silalahi di panggung kehormatan di Stadion Mandala, Karang Panjang.

Wirya mengatakan, ini semua hasil dari kerja keras dan kerjasama panitia dan kontingen, serta dukungan dari berbagai pihak khususnya Pemerintah dan berbagai jemaat gereja selama ini. Ditengah pergumulan tanpa sedikit pun campur tangan dari LPPD Provinsi yang hadir hanya untuk mengikuti Munas dan penutupan acara saja, namun kontingen mampu menyumbangkan yang terbaik dan membuat nama harum Kepulauan Riau di kancah nasional. "Ini untuk Kepri dan untuk kemuliaan Tuhan," ujar Wirya.

Dalam kesempatan ini, mewakili kontingen,panitia juga menuturkan terimakasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri HM Sani dan HM Soerya Respationo, anggota DPD RI untuk kepri Jasarmen Purba dan Haripinto Tanuwidjaja serta ketua PGIW Kepri, Praeses HKBP Distrik XX Kepri, Pendeta David F Sibuea dan kepada seluruh gereja-geraja dan masyarakat Kepri yang turut mendoakan.

Keikutsertaan Kepri sendiri dalam ajang Pesparawi baru dimulai sejak pelaksanaan ke delapan di Medan, 2006 lalu. "Baru empat kali mengikutinya, yakni di Medan, Samarinda, Kendari dan Ambon ini, dan semoga di Pontianak 2018 nanti, Kepri mampu mempersiapkan yang terbaik dengan bertanggung jawab, tanpa ada masalah berarti di dalamnya," harapnya. ***

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Cerita Lengkap Fransiskus, Penumpang Helikopter yang Selamat Itu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler