jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama beberapa negara yang tergabung dalam pimpinan tinggi bidang pertanian menggelar pertemuan Senior Officials Meeting, Asean Ministers on Agriculture and Forestry (SOM AMAF).
Acara tersebut digelar secara virtual melalui layar Agricultural War Room (AWR) Kementan.
BACA JUGA: Kementan Salurkan Bantuan Bagi Peternak yang Terdampak PMK di Bali
Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono menegaskan pentingnya upaya bersama dalam menjamin ketahanan pangan dan kecukupan nutrisi bagi masyarakat dunia.
Terlebih, kata Kasdi, saat ini seluruh negara di dunia tengah menghadapi situasi sulit dan pangan cenderung memburuk sebagai dampak dari berbagai tantangan global.
BACA JUGA: Genjot Produktivitas Pertanian & Ketahanan Pangan, Kementan Evaluasi Dana Dekon-PHLN
"Karena itu penting sekali bagi kami membangun rantai pasok regional yang tangguh dan berkelanjutan baik produksi maupun stok khususnya untuk menghadapi disrupsi akibat dinamika global saat ini seperti perubahan iklim," ujar Kasdi, Kamis (25/8).
Kasdi mengatakan Indonesia mendorong isu tersebut untuk memperkuat ketahanan pangan global yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Kementan Bidik Pelatihan Literasi Keuangan Jadi Pemantik Pendapatan Petani
Apalagi sektor pangan merupakan penting yang bisa menopang perekonomian dan kehidupan banyak orang.
"Kami bersyukur negara Asean menyambut baik inisiatif Indonesia untuk memperkuat komitmen seluruh sektor terkait dalam upaya penguatan integrasi ketahanan pangan melalui Asean Leaders Declaration on Strengthening Food Security," ujarnya.
Menurut Kasdi, semua upaya itu harus menjadi prioritas bersama membangun ekonomi priority economic development (PED) yang diusulkan Indonesia dalam keketuaannya di Asen tahun 2023 mendatang.
Usulan PED itu sejalan dengan arahan Presiden untuk memfokuskan keketuaan Indonesia dalam upaya mengatasi krisis pangan dan krisis energi di kawasan.
"Pertemuan ini menyepakati usulan Indonesia untuk menyusun Implementation Roadmap of Guidelines on Sustainable Agriculture sebagai salah satu prioritas kerja AMAF 2023 mendatang," ungkapnya.
Selanjutnya, hasil dari rangkaian pertemuan ini akan disampaikan kepada forum tingkat Menteri Pertanian Asean (Amaf) yang akan dilaksanakan secara virtual oleh negara Laos pada bulan 2022 mendatang.
Diketahui, Rangkaian pertemuan ini dihadiri oleh seluruh Pimpinan Pejabat Senior (SOM Leaders) negara anggota ASEAN dan ASEAN+3 (Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan), dan Rusia.
Selain itu, beberapa organisasi internasional seperti APTERR, CGIAR, World Bank, OECD, dan UNESCAP.
Disamping delegasi Kementerian Pertanian RI, pada pertemuan itu juga dihadiri perwakilan pejabat Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Agama, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Pangan Nasional.
Adapun pertemuan ASEAN Plus Three ini mengapresiasi kemajuan implementasi Rencana Strategis Kerja sama ASEAN Plus Three bidang Pangan, Pertanian dan Kehutanan yang difokuskan pada upaya menjamin ketahanan pangan.
Selain itu, Indonesia juga dinilai berhasil mempromosikan pembangunan pertanian, kehutanan berkelanjutan, dan peningkatan perdagangan di negara-negara ASEAN Plus Three.
"Peran APTERR sebagai mekanisme permanen di kawasan dalam mendukung ketahanan pangan khususnya saat keadaan darurat termasuk meminimalisir dampak pandemi COVID-19 terhadap rantai pasok pangan kawasan," jelas Kasdi. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diakui Lembaga IRRI Sudah Swasembada, Kementan: Stok Beras Nasional Meningkat
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian