Bahas Proyeksi Perikanan, Menteri Edhy: Kami Harus Out of The Box

Senin, 23 Maret 2020 – 22:24 WIB
Menteri KKP Edhy Prabowo. Foto: Humas KKP

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta jajarannya untuk berani berpikir di luar kebiasaan atau out of the box. Hal tersebut terkait arahan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan dalam lima tahun mendatang.

Arahan presiden tersebut ialah komunikasi pemangku kepentingan (stakeholder) dan penguatan budi daya.

BACA JUGA: Menteri Edhy Ingin Inovasi Pengawasan Bisa Sejahterakan Nelayan

“Budi daya sangat diharapkan Presiden untuk memutus masalah. Kami tidak bisa mengatasi masalah seperti biasanya, kami harus out of the box,” kata Menteri Edhy dalam rapat pembahasan Road Map Pembangunan Perikanan budi daya 2020-2024, di Jakarta,  Senin (23/3).

Menteri Edhy mengatakan, arah kebijakan pembangunan perikanan budi daya telah bertransformasi. Semula berorientasi pada peningkatan produksi menjadi pembangunan budi daya berkelanjutan dan berdaya saing.

BACA JUGA: Menteri Edhy Akan Maksimalkan Budidaya Perikanan di Sumsel

“Perubahan paradigma tersebut juga tetap mempertimbangkan potensi dan daya dukung lingkungan, ekonomi, dan sosial di wilayah pengelolaan perikanan budi daya,” ujarnya.

Dirjen Perikanan Budi daya Slamet Soebjakto mengungkapkan, strategi pembangunan perikanan budi daya 2020 - 2024 memiliki empat aspek, yakni peningkatan produksi, peningkatan kesejahteraan, pengelolaan kawasan berkelanjutan dan integrasi lintas sektor. Di antara komoditas unggulan yang masuk dalam fokus perikanan budi daya ialah udang, rumput laut, lobster, ikan patin, ikan hias, ikan sidat serta salah satu akan yakni magot.

BACA JUGA: Edhy Prabowo: Bagi Saya, Bu Susi Tetap Menteri KKP, tapi Sayalah Pengganti Ibu

“Target produksi lobster dari Rp330 miliar pada 2020 menjadi sebesar Rp 1,73 triliun  ada 2024. Volume produksi lobster dari 1.377 ton di tahun 2020 menjadi 7.220 ton pada 2024,” jelas Slamet.

Sementara untuk masyarakat perkotaan, kata Slamet, jajarannya akan fokus pada budi daya ikan hias. Pengelolaan usaha budi daya ikan hias akan dilakukan dalam bentuk klaster, dimana skala ekonomi 1 klaster minimal 10 kelompok dengan masing-masing 6 paket. “Visi perikanan budi daya ke depan ialah peningkatan ekspor, ketahanan pangan dan lapangan pekerjaan,” pungkasnya. (mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler