Bahas WNI, BNPT Segera Temui Pemerintah Turki

Rabu, 22 Februari 2017 – 17:27 WIB
Suhardi Alius (batik merah). Foto: BNPT

jpnn.com - jpnn.com - Duta Besar Indonesia untuk Turki Wardana, yang saat ini kebetulan berada di tanah air menyempatkan diri untuk bertemu Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, Rabu (22/7) siang.

Bersama staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Wardana menemui Suhardi untuk menjelaskan situasi terkini di Turki.

BACA JUGA: Astaga, 16 Warga Kalimantan Barat Jadi Anggota ISIS

“Kebetulan beliau ada di Indonesia minta waktu bertemu bersama jajaran BNPT untuk menginformasikan situasi terkini terakhir kondisi Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah di mana Suriah sendiri saat ini sedang berkonflik,” ujar Suhardi.

Dia mengatakan, Wardana menyampaikan bahwa saat ini banyak WNI di perbatasan Turki-Suriah yang tidak dapat masuk ke Suriah.

BACA JUGA: Turki Deportasi Istri Petinggi ISIS Indonesia

Para WNI tersebut akhirnya harus rela dideportasi pemerintah Turki.

“Dari laporan itu banyak ditemukan warga negara lain termasuk di antaranya WNI-nya juga banyak yang mencoba untuk masuk. Bahkan juga ada ditemukan warga yang keluar dari Suriah di tempat-tempat tersebut. Dan yang keluar dari Suriah itu juga termasuk WNI,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

BACA JUGA: Dalami Keterlibatan WNI Yang Dideportasi Turki

Alumnus Akpol tahun 1985 ini menjelaskan, para WNI tersebut ditemukan di empat titik perbatasan antara Turki-Suriah.

Karena itu, Kedubes Indonesia di Turki ingin juga mendapatkan bantuan dari BNPT untuk bisa mendeteksi lalu lintas WNI yang ingin masuk ke sana dengan berbagai macam latar belakangnya.

“Apa yang dimohonkan oleh Kemenlu kepada kami agar BNPT untuk mendatangkan tim ke sana (Turki) untuk bisa melihat secara langsung. Karena apa pun yang terjadi di Suriah apalagi dengan terdesaknya ISIS di Suriah tidak ada opsi lain kecuali orang-orang yang ada di sana akan keluar dari Suriah,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat dan Kadiv Humas Polri ini.

Menurut dia, keluar dari Suriah bisa saja menuju ke daerah sekitar atau kembali ke negara asal. Nah, hal itu harus diperhatikan.

“Kita semua tahu bahwa di Suriah sedang dilanda konflik di mana ada jaringan kelompok teroris yang menamakan dirinya ISIS (Islamic State of Iranq-Syria). Oleh sebab itu kami diminta untuk datang ke Turki untuk melihat situasinya. Kami  sanggupi dan mungkin kami juga akan bertemu dengan otoritas-otoritas di Turki sana. Kalau bisa dalam waktu yang tidak terlalu lama mungkin bulan depan dengan didampingi Dubes RI di sana,” ujar mantan Kadiv Humas Polri ini

Pria kelahiran Jakarta 10 Mei 1962 ini mengatakan, WNI yang tertangkap di perbatasan oleh kepolisian di Turki itu tentunya akan langsung menghadapi proses hukum.

“Kalau dalam proses tersebut WNI tidak terlibat dengan ISIS maka akan langsung dideportasi. Tapi jika terindikasi dengan jaringan ISIS maka akan berlanjut ke proses peradilan oleh pemerintah Turki,” ujarnya.

Mantan Sekretaris Utama Lemhanas RI ini menambahkan, saat ini pemerintah juga telah menerima deportan-deportan dari Turki yang sedang berada di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Kemensos, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta.

Mereka mengikuti program deradikalisasi di sana.

“Dan mereka sekarang ini dalam tahap untuk pengembalian ke masing-masing daerah. Jadi kami informasikan situasi itu juga kepada Dubes RI untuk Turki dan dalam waktu dekat kami bisa berkunjung ke Turki untuk melihat situasi secara langsung,” katanya.

 “Yang jelas saat kita ke Turki nanti beberapa otoristas akan kita datangi untuk memperlancar komunikasi dalam rangka mengidentifikasi terhadap orang-orang yang keluar masuk perbatasan Turki-Suriah,” ujar mantan Wakapolda Metro Jaya ini. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antisipasi ISIS, Revisi RUU Anti Terorisme Jangan Molor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
ISIS  

Terpopuler