BACA JUGA: Lagi, 1 Balita Tewas Akibat Diare
Prosentase tadi bisa dibandingkan dengan data obesitas WHO pada 2008 yang hanya 9,4 persenDokter spesialis nutrisi Siloam Hospitals dr Samuel Oetoro M.S
BACA JUGA: Diare Terus Serang Warga Sampit, 3 Tewas
Sp.GK menuturkan, penyakit kronis yang mengikuti orang dengan kundisi badan kegemukan cukup beragamTingginya angka penduduk yang obesitas di Indonesia, menurut Samuel disebabkan beberapa faktor
BACA JUGA: Peneliti Kimia ITB Klaim Temukan Obat GBS
Diantaranya adalah, perubahan pola hidup di masyarakat"Sekarang mengkonsumsi junk food menjadi trenApalagi bagi anak muda," ucap dia.Menurut Samuel, sel yang menyusun lemak merupkan sel-sel yang tuaJika sel-sel tua ini menumpuk di organ tertentu, makan ikut menyeret usia organ tersebut menjadi lebih tua"Misalnya tumpukan lemak itu di jantungYa usia jantungnya mengalami penuaan," terang diaDengan kondisi penuaan yang lebih cepat tersebut, Samuel menjelaskan fungsi organ-organ tadi juga menurun lebih cepat.
Selama menjadi pendamping pasien yang ingin bobot tubuhnya turun, Samuel mengatakan pernah merekam rekor penurunan berat badan terbesarWaktu itu, dengan diet yang tepat dan sehat, ada pasien yang memiliki berat badan 105 kg turun menjadi 73 kg dalam tempo delapan bulan.
Bagaimana caranya? Pertama, Samuel berperan tidak sebagai dokter"Saya tidak menganjurkan makan ini, makan ituAtau minum obat ini, dan obat itu," tandasnyaTapi, diawal-awal upaya penurunan berat badan, Samuel mengatakan dokter lebih bersifat sebagai motivator.
Dia menegaskan, pola pikir pasien yang ingin susut berat badannya harus dibongkarDiantara pola pikir yang dominan membentuk kegemukan adalah, orang berpikiran jika gemuk itu sama dengan sehat"Itu tidak tepatAnggapan itu yang harus dibongkar dulu," katanya.
Setelah pasien mantab jika harus memiliki berat badan ideal, baru selanjutnya masuk tahap anjuran mengatur pola makan, jenis makanan, olahraga, hingga jika perlu pemberian obat-obat tertentuUntuk urusan mengatur makanan, Samuel memiliki tiga rumusYaitu, 3-JMaksudnya, jumlah tidak berlebihan, jadwal tetap tiga kali sehari, dan jenis makanan yang tepatDi antaranya, menggunakan beras merah atau roti gandum.
Samuel mengingatkan, membentuk tubuh kembali ramping cukup pentingTapi, yang perlu ditekankan adalah tubuh ramping yang sehatJika tubuh ramping tetapi penyakitan, menurutnya adalah kegagalan upaya penurunan berat badan.
Untuk bisa ramping sekaligus sehat, Samuel menganjurkan untuk tetap rutin berolahragaSeperti berjalan atau berlariJika berat badan sangat berlebihan, Samuel menganjurkan untuk olahraga bersepeda"Jika sangat gemuk memilih jalan kaki atau berlari, kasihan lututnyaSebab harus menanggung tumpuan berat badan," pungkasnyaSamuel berharap, angka obesitas di negeri ini bisa menurun(wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GBS Juga Menyerang Orang Dewasa
Redaktur : Tim Redaksi