Bakrie Ingin Cetak 1.000 Sarjana S-2

Tawarkan Beasiswa, Gandeng PT Dalam-Luar Negeri

Kamis, 18 November 2010 – 03:03 WIB

SINGAPURA - Grup Bakrie membikin gebrakanSelama ini mungin sudah biasa jika kelompok usaha yang dikomandani Aburizal Bakrie alias Ical itu berbicara bisnis

BACA JUGA: Indonesia Sabet Emas Kontes Robot Dunia

Kali ini, Grup Bakrie mulai merambah dunia pendidikan


 Melalui The Bakrie Center Foundation (BCF), mereka menargetkan mencetak 1.000 sarjana magister (S-2) dalam sepuluh tahun ke depan

BACA JUGA: Disiapkan Beasiswa Korban Bencana

Tidak tanggung-tanggung, 90 persen di antaranya akan dicetak dari universitas dalam negeri dan 10 persen dari universitas luar negeri
Target itu adalah salah satu tujuan utama dari dua program yang tengah dijalankan BCF

BACA JUGA: PGRI Protes, Tunjangan Guru Dicicil

Yakni, Bakrie Graduate Fellowship dan Bakrie Chair

"Awal lahirnya program ini dilatarbelakangi kondisi kakek saya, Ahmad BakrieSebenarnya beliau memiliki kemampuan melanjutkan studi  ke perguruan tinggi, namun tidak kesampaian karena biaya," kata Anindya Novyan Bakrie, chairman and founder BCF, kepada Radar Solo (Grup JPNN) di Shangri- La Hotel, Singapura, tadi malam (17/11)

"Nah, kondisi itu ternyata masih berlaku hingga kiniBanyak sarjana Indonesia yang seharusnya bisa melanjutkan studi ke jenjang S-2 di luar atau di dalam negeriTapi, ternyata mereka terbentur masalah biaya," sambung Anindya

Putra sulung mantan Menko Kesra Aburizal Bakrie itu menyatakan, jumlah sarjana magister di Indonesia masih di bawah 20 ribu orang per tahunJumlah tersebut masih kalah jauh jika dibandingkan dengan India dan TiongkokIndia bisa menghasilkan sekitar 70 ribu sarjana magister per tahunTiongkok malah bisa menembus 80 ribu per tahun

"Untuk program ini, kami menggandeng beberapa universitasKami targetkan, dalam setahun ini bisa mencetak 100 sarjana magister," terang dia

BCF menggandeng sembilan perguruan tinggi di dalam negeri dan dua universitas luar negeriSetiap perguruan tinggi yang dirangkul dinilai berdasar keunggulan di bidang masing-masing"Kami memberikan beasiswa yang nominalnya cukup besar bagi mahasiswa yang terpilih melanjutkan kuliah S-2," lanjut Anindya

Empat di antara sembilan perguruan tinggi di dalam negeri yang digandeng itu adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Indonesia (UI)

UGM dibidik karena program sosial politiknya bagusITB sudah lama concern pada bidang teknologiIPB punya program unggulan dalam pertanianUI kuat dalam program-program ekonomi skala makro atau mikro"Saat ini kami masih mencari lima universitas lain," katanya.

ua universitas asing yang sudah digandeng adalah Stanford University di Amerika Serikat (AS) dan Nanyang Technological University (NTU) di Singapura"Beasiswa belar di NTU bisa mencapai 30 ribu dolar Singapura per tahunJumlah itu dapat membiayai seorang mahasiswa meraih gelar S-2 di NTU," terang dia

Khusus untuk Bakrie Chair, Anindya menyatakan bahwa tujuannya ialah membuat lembaga yang kuat dalam memberikan masukan kepada mitra-mitra strategis negara-negara ASEAN"Untuk program ini, kami gandeng dua lembaga di luar negeriYakni, Carnegie Endowment for International Peace di Washington DC, ASYang lain adalah Rajaratman School of International Studies, NTU, Singapura," jelas  dia

Kerja sama dengan Carnergie Endowment sudah terealisasi pada 16 Juli laluKerja sama khusus dengan NTU akan diluncurkan hari ini (18/11) di Singapura"Dalam "dua kerja sama itu, kami menempatkan dana bersama yang dikelola sebagai dana abadiSaya jamin, asal dana tersebut halal," tegas Anindya, lantas tersenyum

Dalam kerja sama dengan NTU, Bakrie berduet dengan pemerintah  SingapuraBakrie menanamkan dana 3 juta dolar SingapuraBegitu pula halnya dengan pemerintahan negeri pulau itu"Dana itu akan diawasi oleh beberapa profesional yang bertanggung jawab dalam proyek tersebut," terang dia.

Sementara itu, Aburizal Bakrie menyatakan bahwa program tersebut sebenarnya sejalan kala dirinya menjabat Menko KesraSaat itu dia menargetkan setiap tahun Indonesia bisa mencetak 3.000 sarjana magister lulusan luar negeriKarena perubahan politik, program tersebut tidak terlaksana dengan mulus

Pada era Presiden B.JHabibie, kata dia, sebenarnya program itu sudah ada"Namun, mayoritas sarjana yang dikirim ke luar negeri itu berasal dari kalangan pemerintahanSetelah lahan kerja mereka di instansi pemerintah seperti IPTN tidak memberikan ruang, mereka justru lari ke luar negeri," tandas dia(*/c4/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prediksi, 2011 Ada 20 Ribu Siswa Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler